Khartoum, Sudan (ANTARA News) - Pemerintah dan kepala negara mesti diganti melalui pemungutan suara dan "bukan melalui Facebook", kata Presiden Sudan Omar Al-Bashir, Kamis (31/1).

Al-Bashir mengeluarkan pernyataan itu di tengah perkiraan demonstrasi baru di beberapa bagian negeri tersebut untuk menentang pemerintahnya.

Saat berpidato di hadapan pendukungnya di Negara Bagian Kassala di Sudan Timur, Al-Bashir berkata, "Pemilihan umum --bukan WhatsApp dan Facebook-- mesti menjadi satu-satunya cara untuk mengganti presiden dan pemerintah.

Baca juga: Protes terkait kesulitan ekonomi kembali meletus di Sudan

Komentarnya kelihatannya ditujukan kepada partai oposisi dan pegiat Sudan yang telah menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dukungan rakyat guna melawan Al-Bashir dan Partai Kongres Nasional, pimpinannya yang berkuasa, demikian laporan Kantor Berita Turki Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Sudan telah diguncang oleh protes rakyat sejak pertengahan Desember; demonstrasi digelar untuk mencela kegagalan pemerintah untuk mengobati penyakit-ekonomi kronis di negeri tersebut.

Baca juga: Tentara Sudan janjikan dukungan buat Al-bashir di tengah protes

Pada awal Januari, Al-Bashir --yang memerintah sejak 1989-- berjanji akan melaksanakan pembaruan ekonomi mendesak di tengah berlanjutnya seruan oleh oposisi untuk melancarkan protes.

Sudan, negara dengan 40 juta warga, telah berjuang untuk pulih dari kehilangan sebanyak tiga-perempat hasil minyaknya --sumber utama devisanya-- sejak Sudan Selatan memisahkan diri pada 2011.

Redaktur: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019