Indonesia sangat bangga karena pada masa awal kedatangan panda ke Indonesia, 'Cai Tao' sudah memperoleh medali perak (silver award) sebagai panda terfavorit di luar China, sebagai tempat habitat aslinya
Cisarua, Bogor (ANTARA News) - Prestasi yang diraih satwa panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bernama "Caitao" mendapatkan medali perak dari organisasi "Giant Panda Global" pada 2018 akan berusaha dipertahankan lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar habitat alami) itu pada 2019.

"Indonesia sangat bangga karena pada masa awal kedatangan panda ke Indonesia, 'Cai Tao' sudah memperoleh medali perak (silver award) sebagai panda terfavorit di luar China, sebagai tempat habitat aslinya," kata Direktur TSI Cisarua, Drs Jansen Manansang, M.Sc, seperti disampaikan Humas TSI Yulius H Suprihardo di Bogor, Minggu.

Giant Panda Global, sebuah organisasi yang berpusat di Belgia, yang dipimpin Jeroen Jacobs itu, bertujuan untuk memromosikan pekerjaan penting konservasi panda raksasa di China maupun di luar RRC, dan setiap tahun mengadakan penghargan "Giant Panda Global Awards".

Cai Tao, panda jantan yang ada di TSI Cisarua mendapatkan penghargaan kategori terfavorit di antara yang hidup di luar habitat alaminya di luar RRC.

Dalam penobatan yang berlangsung di Berlin, Jerman, pada Juli 2018, "Cai Tao" berhasil memperoleh 300.000 suara dari empat negara, yaitu Tiongkok, Prancis, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Saat ini di seluruh dunia ada 1.864 ekor panda raksasa berada di habitat aslinya. Sedangkan populasi di kebun binatang berbagai negara berjumlah 520 ekor.

Tidak hanya "Caitao", penghargaan juga diperoleh Jansen Manansang juga dinobatkan sebagai tokoh peduli panda (human panda personality), setelah Direktur China Conservation and Reseach Center for Giant Pandas, Zhang Hemin, dan Direktur Chendgu Panda Base Sichuan, China, Zhang Zhihe.

Menurut Jansen Manansang, pengelolaan "Cai Tao" di TSI Cisarua menunjukkan kepada dunia bahwa panda juga mampu hidup di luar habitat alaminya.
 

Sementara itu, pada perinatan "World Nature Conservation Day" tahun lalu, apresisasi "Global Conservationist Award" juga diberikan oleh Giant Panda Global kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, dan Dubes RRC di Indonesia, Xiao Qian.

Dukungan kedua pejabat tersebut membuat masyarakat Indonesia dapat lebih dekat dengan panda raksasa.

Sepasang panda dari China bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina), didatangkan ke Indonesia pada 28 September 2017 melalui program peminjaman untuk pengembangbiakan (breeding loan) dari Pemerintah China kepada Pemerintah Indonesia.

KLHK sebagai pembina Lembaga Konservasi (LK) telah menetapkan PT TSI sebagai lokasi "breeding loan" panda raksasa itu.


Baca juga: Panda Cai Tao-Hu Chun dikarantina di TSI

Baca juga: Panda raksasa TSI makin diminati pengunjung


 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019