Jakarta (ANTARA News) - Jajaran pelatih dan pemain yang tengah mengikuti pemusatan latihan (TC) tim nasional U-22, turut menyuarakan sikap mereka terhadap dugaan praktik mafia sepak bola di Indonesia.

"Berantas!" demikian satu kata yang paling banyak diucapkan oleh para pemain selepas sesi TC di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin.

Dari bek muda yang baru saja dipinang klub Belgia AFC Tubize, Firza Andika, hingga penggawa Bhayangkara FC Nurhidayat Haji Haris yang sempat mengemban ban kapten Timnas U-19 memilih kata berantas.

Sementara bek Persebaya Surabaya, Rachmat Irianto, memilih kata yang lebih gahar, yakni "hancurkan!"

Baca juga: Momentum membenahi sepak bola nasional

Baca juga: Satgas mafia bola geledah kantor PT LI-PT Gelora Trisula Semesta


Harapan agar proses pengusutan lekas selesai disampaikan oleh Witan Sulaiman, Awan Setho Raharjo dan asisten pelatih Yunan Helmi.

Asisten pelatih Hendro Kartiko memilih mengelaborasi lebih jauh, menyebut bahwa mafia sepak bola membuat kerja keras para pelatih menjadi sia-sia.

"Yang jelas kerja pelatih akan sia-sia kalau masih ada mafia bola," kata Hendro yang juga mantan kiper nomor satu Timnas Indonesia itu.

Di sisi lain, asisten pelatih Nova Arianto menegaskan bahwa praktik mafia sepak bola harus hilang dari Indonesia.

"Tobat!" demikian ujaran pendek Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri.
 


Baca juga: Pencoretan pemain Timnas U-22 tunggu purna uji coba

Baca juga: Indra Sjafri tegaskan Timnas U-22 tetap bertabur bintang di Kamboja

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019