Jenewa (ANTARA News) - Sebuah rencana Amerika Serikat untuk menaikkan tarif pada China bulan depan dapat memicu kemerosotan ekonomi dan membiarkan negara-negara lain mengambil alih sekitar 200 miliar dolar AS ekspor China, sebuah studi oleh Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB, UNCTAD, mengatakan pada Senin (4/2).

Amerika Serikat menerapkan bea tambahan antara 10 persen hingga 25 persen atas barang-barang China senilai 250 miliar dolar AS tahun lalu sebagai hukuman atas apa yang disebut AS praktik perdagangan tidak adil, dan tarif 10 persen akan naik menjadi 25 persen kecuali ada kemajuan signifikan kesepakatan dagang sebelum 1 Maret.

"Implikasinya akan sangat besar," kata Pamela Coke-Hamilton, kepala perdagangan internasional UNCTAD, mengatakan pada konferensi pers. "Implikasinya bagi seluruh sistem perdagangan internasional akan sangat negatif."

Dia mengatakan kenaikan tarif AS dan langkah pembalasan oleh China akan memicu penurunan ekonomi karena ketidakstabilan di pasar komoditas dan keuangan, sementara langkah-langkah perusahaan untuk beradaptasi akan memberikan tekanan pada pertumbuhan global.

"Akan ada perang mata uang dan devaluasi, stagflasi yang mengarah pada kehilangan pekerjaan dan pengangguran yang lebih tinggi dan yang lebih penting, kemungkinan efek penularan, atau apa yang kita sebut efek reaksioner, yang mengarah ke riam langkah-langkah distorsi perdagangan lainnya."

Negara-negara yang lebih kecil dan lebih miskin akan kesulitan untuk mengatasi guncangan eksternal seperti itu, katanya.

Biaya yang lebih tinggi dari perdagangan AS-China akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk beralih dari rantai pasokan Asia Timur saat ini, tetapi dampak tarif tidak terutama akan menguntungkan perusahaan-perusahaan AS.

Perusahaan-perusahaan AS akan menangkap hanya 6,0 persen dari 250 miliar dolar AS ekspor Tiongkok yang terpengaruh, sementara perusahaan-perusahaan China akan mempertahankan 12 persen, meskipun biaya perdagangan lebih tinggi, kata studi tersebut.

Negara-negara lain diperkirakan akan merebut 82 persen dari nilai ekspor China 250 miliar dolar AS dan 85 persen dari ekspor AS senilai 85 miliar dolar AS yang terkena tarif.

"Uni Eropa akan menangkap 70 miliar dolar AS dari perdagangan AS-China. Jepang, Meksiko, dan Kanada masing-masing akan memperoleh lebih dari 20 miliar dolar AS."

Baca juga: Forum Investasi Dunia bakal soroti masalah penurunan arus investasi

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019