Program ini meningkatkan aspek produksi pada masyarakat sehingga mendorong kegiatan ekonomi...
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo menyatakan program BBM Satu Harga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah seperti nelayan dan petani, bisa terangkat, sebagai dampak penurunan harga BBM sangat signifikan. 

"Turunnya harga BBM akan meningkatkan aspek produksi pada masyarakat. Dengan peningkatan produksi, pendapatan juga meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah pun meningkat. Dengan peningkatan kesejahteraan, konsumsi (terhadap barang atau jasa) naik sehingga kegiatan bisnis juga berkembang," ujar Wahyu ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.  

Meski begitu, lanjut dia, agar program ini lebih tepat sasaran, maka harus dibarengi dengan peningkatan pengawasan. 

"Program ini meningkatkan aspek produksi pada masyarakat sehingga mendorong kegiatan ekonomi. Tetapi karena aspek konsumsi (terhadap BBM) juga meningkat, maka pengawasan harus lebih diperketat," katanya. 

Terkait dampak positif program BBM Satu Harga tersebut sejumlah masyarakat membenarkannya, seperti diungkapkan Zulkarnain, karyawan BUMN bidang asuransi kecelakaan lalu lintas yang bertugas di Natuna. 

Dia menuturkan sebelum adanya program BBM Satu Harga harga-harga di wilayah tersebut  sangat tinggi namun setelah program tersebut berjalan, mendapati bahwa harga-harga di wilayah itu sudah sama dengan daerah lain. 

"Kalau makan pakai ikan hanya Rp15 ribu, kalau pakai ayam Rp20 ribu. Sewa kos satu kamar dengan kamar mandi di dalam juga hanya Rp500 ribu. Masih standar, " kata Zulkarnain yang sebelumnya bertugas di Tanjung Pinang. 

Zulkarnain menilai BBM Satu Harga berdampak pada kesejahteraan masyarakat Natuna, paling tidak, dilihat dari semakin banyak masyarakat yang memiliki sepeda motor dan juga tingkat kepatuhan membayar premi asuransi kecelakaan lalu lintas. 

"Ini indikasi bahwa kesejahteraan memang meningkat. Itu terjadi karena harga BBM sudah sama," kata dia. 

Hal senada dinyatakan,  Marlon Siahaan warga Desa Malakoni, Kecamatan Enggano, Bengkulu Utara yang merasa senang ketika program tersebut diberlakukan di wilayah mereka. 

Sebelum adanya program tersebut, lanjutnya, harga BBM dirasakan memberatkan, misalnya premium bisa mencapai Rp10 ribu per liter,  tetapi sekarang, Rp6.450 per liter , sama dengan harga di Pulau Jawa. 

"Kami masyarakat Enggano sangat senang sekali. BBM Satu Harga membuat kami semakin ringan. Sebab, biaya transportasi selama ini memang sangat berat," ujarnya. 

Hendra Sirebere warga Siberut Mentawai Sumatera Barat menyatakan,  turunnya harga BBM,  membuat biaya hidup yang dikeluarkan jauh lebih ringan. 

Sebelum program BBM Satu Harga berjalan, tambahnya, warga harus mengeluarkan Rp15 ribu untuk memperoleh BBM per liter, yang juga berdampat pada tingginya harga kebutuhan pokok .***1***

Baca juga: BBM Satu Harga lancarkan transportasi Papua dan Papua Barat
Baca juga: Pertamina perluas bbm satu harga ke Tolinggula
Baca juga: Rasa keadilan dari program BBM satu harga

Pewarta: Subagyo
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019