Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Besar Nadlatul Ulama (LP Ma’arif PBNU) mendatangi kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan untuk memprotes penyebutan NU sebagai ormas radikal dalam buku ajar Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, serta menuntut pemerintah menarik peredaran buku tersebut.
 
Ketua LP Ma’arif PBNU H Arifin Djunaidi dalam keterangan tertulis organisasi di Jakarta, Rabu, mengemukakan bahwa dalam pertemuan dengan jajaran pejabat kementerian pengurus LP Ma'arif PBNU antara lain menuntut penarikan buku yang mencantumkan NU sebagai ormas radikal dari peredaran dan penghentian pencetakan buku itu untuk murid dan guru.
 
LP Ma'arif PBNU juga menuntut perevisian buku tersebut dengan melibatkan organisasi, dan meminta pemerintah melakukan mitigasi untuk mencegah penulisan buku yang tidak sesuai fakta dan mendiskreditkan NU dengan melibatkan LP Ma'arif PBNU.

"Alhamdulillah semua tuntutan LP Ma'arif NU dipenuhi," kata Arifin.
 
Ia mengatakan penyebutan NU sebagai organisasi radikal dalam buku ajar berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa, padahal pelajaran sejarah seharusnya bisa menumbuhsuburkan nasionalisme.
   
Pertemuan pengurus LP Ma'arif PBNU dengan jajaran pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dihadiri oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Masduki Baedowi dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi.

Baca juga: PB NU sayangkan buku sebut NU radikal

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019