Tetapi baru sebatas sosialisasi, belum ke kegiatan kelas pasar modal. Harapannya bisa segera kami buka kelas untuk masyarakat pedesaan karena dengan mengikuti kelas pasar modal mereka otomatis terdaftar sebagai investor
Solo (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta membidik petani sebagai calon investor melalui sosialisasi dan sekolah pasar modal (SPM).

"Jadi kami bukan hanya menyasar ke masyarakat perkotaan yang terpelajar dan banyak uang," kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Kamis.

Ia mengatakan telah melakukan beberapa kali kegiatan edukasi pasar modal di desa-desa, salah satunya di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

"Tetapi baru sebatas sosialisasi, belum ke kegiatan kelas pasar modal. Harapannya bisa segera kami buka kelas untuk masyarakat pedesaan karena dengan mengikuti kelas pasar modal mereka otomatis terdaftar sebagai investor," katanya.

Dengan demikian, diharapkan jumlah investor pasar modal di Kota Solo dan sekitarnya dapat terus meningkat.

Berdasarkan data, dikatakannya, hingga akhir 2018 jumlah investor di Kota Solo mencapai 27.940. Angka tersebut meningkat sekitar 7.000 jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Untuk tahun sebelumnya jumlah investor sebanyak 20.682. Secara tahunan memang cenderung ada kenaikan," katanya.

Ia mengatakan pada 2016 jumlah investor di Kota Solo sebanyak 17.517. Untuk memperluas cakupan investor, pihaknya tidak hanya menyasar ke masyarakat pedesaan tetapi juga anak muda yang akhir-akhir ini memperlihatkan ketertarikannya terhadap pasar modal.

"Dari total jumlah investor saat ini, sekitar 40 persennya merupakan kaum milenial, adapun secara nasional total jumlah investor pasar modal mencapai 830.318 investor," katanya.

Sedangkan dari sisi nilai transaksi, dikatakannya, secara nasional rata-rata Rp8 triliun per bulan. Khusus untuk Soloraya sekitar Rp3-5 triliun per bulan.
 

Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019