Santripreneur bertujuan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bertalenta di lingkungan pesantren...
Jakarta (ANTARA News) - Program Santripreneur besutan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diikuti 3.220 santri sepanjang 2018 dari 16 pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

"Dengan Program Santripreneur ini, kami akan mendorong para santri, khususnya generasi milenial untuk bisa berindustri dan berkreasi dengan berbagai program pelatihan yang mereka dapatkan," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Adapun program pembinaan dan pelatihannya, antara lain mengenai industri daur ulang sampah, konveksi busana muslim, makanan dan minuman olahan, kerajinan, perbengkelan, pupuk organik cair, dan pendampingan sertifikasi SNI garam beryodium. 

Kegiatan tersebut dirancang karena sudah ada komunitas dan keahlian yang cukup di sejumlah ponpes.

"Kalau bicara pesantren, kami juga mendorong ekosistemnya. Salah satunya di pesantren Jawa Barat, untuk membuat roti. Kemudian roti itu dikonsumsi oleh santri-santri di sana. Selain itu, produksi air minum dalam kemasan, yang nantinya dikonsumsi juga oleh para santri. Bahkan belajar tentang daur ulang sampah agar bisa menjadi bahan bakar untuk memasak," kata Menperin.

Kemenperin pun pernah menjalankan pilot project Santripreneur, yakni berupa program bimbingan teknis pengolahan ikan, pembuatan alas kaki, dan pelatihan pembuatan lampu Light Emitting Diode (LED). 

"Santripreneur bertujuan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bertalenta di lingkungan pesantren, sehingga menjadi bekal para santri untuk belajar mandiri dan berwirausaha sebelum terjun ke masyarakat," imbuhnya.

Di samping itu, guna menyukseskan Program Santripreneur, Kemenperin telah menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam memfasilitasi inkubator bisnis syariah mengenai keuangan mikro syariah dan nonkeuangan seperti agrobisnis serta perdagangan dan jasa. 

Inkubator bisnis syariah bertujuan untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.

Beberapa program pelatihan yang diberikan, antara lain tentang motivasi usaha dan penyusunan rencana bisnis , pelatihan Rapid Rural Appraisal (RRA), penyusunan studi kelayakan, pelatihan strategi pemasaran, serta pelatihan hukum bisnis, fiqih muamallah dan akad perbankan syariah. 

"Pondok pesantren ikut berperan dalam mewujudkan kemandirian industri nasional," ujar Menperin.

Baca juga: Bappenas: Indonesia sulit capai pertumbuhan tinggi tanpa industrialisasi dan teknologi tinggi
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019