Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Meranti di Riau memastikan Festival Perang Air 2019 bersih dari segala bentuk kampanye politik terkait Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden.

"Sejak awal sudah kami peringatkan tidak boleh ada kampanye politik. Sampai semua becak motor yang digunakan untuk perang air tidak boleh ada spanduk dan stiker calon legislatif," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Meranti Rizky Hidayat kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan Festival Perang Air difokuskan untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah.

Rizky mengakui acara tersebut sangat rentan disusupi kampanye politik karena melibatkan banyak peserta, namun dia yakin warganya bisa menahan diri.

"Untuk tukang becak motor, lebih menguntungkan mencari sewa saat perang air daripada ikut kampanye. Sekali keliling bisa dapat Rp50 ribu," katanya.

Selatpanjang, kota pesisir Riau yang mayoritas penduduknya keturunan Tionghoa, menjalankan tradisi perang air atau "Cian Cui" setiap perayaan Imlek.

Sejak pemerintah Kabupaten Meranti mengemas Cian Cui sebagai festival pada 2013, acara itu menjadi daya tarik bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara.

Tahun ini, tradisi perang air berlangsung setiap sore hari pukul 16.00 sampai 18.00 sejak Imlek pada 5 Februari 2019. Puncaknya akan berlangsung saat perayaan Imlek hari ke-7 pada 11 Februari.

Dalam tradisi itu, warga setempat dan wisatawan saling menyiramkan air di sepanjang rute yang ditentukan, dan ada pula yang menggunakan becak motor sebagai kendaraan selama acara.

Rute perang air meliputi jalan protokol seperti Jalan A. Yani, Tebing Tinggi, Diponegoro, Kartini dan Imam Bonjol.

Berdasarkan catatan Antara, Festival Perang Air 2018 diikuti oleh sekitar 39.000 peserta, yang terdiri atas warga setempat, wisatawan Nusantara, dan wisatawan mancanegara.*


Baca juga: Meranti gelar Festival Perang Air rayakan Imlek

Baca juga: Perang air warnai perayaan Imlek di Meranti


 

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019