Ini sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Provinsi Sulsel
Makassar, (ANTARA News) - Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan, Liestiaty F Nurdin mendukung upaya pencegahan kanker dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.

Dukungan itu disampaikan Ketua PKK Sulsel saat menghadiri seminar dan Peringatan Hari Kanker se-Dunia 2019 bertema "Pencemaran Limbah Mikro Plastik dengan Bahaya Kanker di Indonesia" di Wisma Negara Makassar, Sabtu.

Istri Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah itu juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam penanganan kanker dengan menggunakan pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim.

"Wah itu bagus, dampaknya pada kesehatan kalau untuk manusia. Makanya, salah satunya ini belum terlalu rinci diteliti, tapi kanker sekarang bertambah banyak dan juga kalau penelitian mengenai tumor yang terdapat di usus ikan itu sudah ada," katanya.

Gubernur Sulsel yang diwakili Asisten (II) Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemrov Sulsel, Muhammad Firda, menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut.

"Ini sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Provinsi Sulsel," kata Firda.

Hari Kanker se-Dunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, tahun ini mengambil tema "I Am and I Will".

Firda mengatakan, tema ini bermakna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing- masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.

Data dari Globacan menyebutkan, di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian. Dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada pada urutan ke delapan di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.

Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 17 orang penduduk per 100.000, yang dikuti kanker mulut rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

"Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Antara lain deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun," katanya.

Pada seminar ini bertindak selaku keynote speaker Prof Dr Aru W Sudoyo Sp PD KHOM, dengan materi Beban Kanker Global dan Faktor-faktor Risiko. Sedangkan Prof dr Irawan Yusuf PhD dengan materi Mikroplastik dan Kanker pada Manusia, dan dr Slamet, MPH dengan Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Kanker.

Usai seminar dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus Yayasan Kanker Indonesia, di mana Liestiaty menjadi salah satu pengurus yang dilantik.

Baca juga: Kampanye bahaya mikroplastik digelar Kota Makassar peringati Hari Kanker se-Dunia

Baca juga: KKP Makassar gelar pelatihan identifikasi mikroplastik

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019