Investor memiliki banyak hal yang perlu dikhawatirkan, termasuk pelemahan pertumbuhan yang sedang berlangsung di Eropa
Sydney (ANTARA News) - Saham-saham Asia memulai minggu ini pada Senin pagi, di posisi kurang menguntungkan karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global, politik AS dan perang tarif China-AS yang berkelanjutan membuat investor berhati-hati, sementara safe-haven greenback bertahan dekat tertinggi enam minggu terhadap mata uang utama lainnya.

Indeks MSCI yang lebih luas dari saham-saham Asia-Pasifik di luar Jepang, sedikit lebih lemah setelah jatuh dari tingkat tertinggi bulan pada Jumat (8/2).

Volume perdagangan diperkirakan akan tipis dengan Jepang tutup untuk hari libur umum, sementara pasar China dibuka kembali setelah istirahat selama seminggu untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Saham-saham dunia mengakhiri pekan lalu di zona merah, di tengah ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan perdagangan, membukukan penurunan mingguan pertama mereka tahun ini.

Namun, indeks-indeks ekuitas utama Wall Street pulih dari kerugian pada Jumat, dengan benchmark S&P 500 berakhir sedikit positif dan Nasdaq menambahkan 0,14 persen. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 0,25 persen.

Para investor sedang menanti perundingan perdagangan minggu ini, dengan delegasi pejabat AS yang melakukan perjalanan ke China untuk putaran negosiasi berikutnya.

Kekhawatiran baru-baru ini terhadap pasar adalah gagalnya pembicaraan antara anggota parlemen Demokrat dan Republik AS selama akhir pekan di tengah perbedaan kebijakan penahanan imigran, meningkatkan kekhawatiran penutupan pemerintah lagi.

Perkembangan itu muncul setelah berita utama lainnya yang harus diproses pasar sejak akhir pekan lalu. Ini termasuk penurunan tajam pertumbuhan zona euro tahun ini dan tahun berikutnya serta deklarasi Presiden AS Donald Trump bahwa dia tidak punya rencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

"Pertumbuhan mungkin merupakan area risiko yang besar, AS masih berada di jalur yang sehat tetapi stabilisasi China lebih banyak harapan daripada kenyataan saat ini sementara momentum Eropa terus melemah," kata Analis JPMorgan dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

"Investor memiliki banyak hal yang perlu dikhawatirkan, termasuk pelemahan pertumbuhan yang sedang berlangsung di Eropa dan risiko ini menyeret geografis utama lainnya," tambah mereka.

"Tapi kebijakan-kebijakan perdagangan AS meski tidak menjadi prioritas, retorika perdagangan akan tetap menjadi masalah."

Pasar akan mengawasi dengan cermat pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar AS termasuk Coca-Cola Co, PepsiCo Inc, Walmart Inc, Home Depot Inc, Macy`s Inc, dan Gap Inc, untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan sektor konsumen.

Para analis sekarang memperkirakan laba kuartal pertama untuk perusahaan S&P 500 turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya, yang akan menjadi penurunan laba kuartal pertama sejak 2016, menurut data IBES dari Refinitiv.

Di pasar mata uang, indeks dolar AS bertahan di dekat tertinggi enam minggu di sekitar 96,665 terhadap sekeranjang mata uang, dan memiliki kenaikan mingguan terkuat dalam enam bulan, karena pedagang menumpuk ke greenback dalam langkah safe-haven.

Euro sedikit lebih lemah di 1,1321 dolar AS, sementara sterling turun 0,1 persen di 1,2933 dolar AS.

Dolar Australia melayang di dekat posisi terendah satu bulan setelah bank sentral negara itu bergeser dari bias pengetatan sebelumnya menjadi mengatakan suku bunga sekarang bisa bergerak ke arah mana pun.

Dolar Australia terakhir di 0,7092 dolar AS setelah jatuh ke sedalam 0,7060 dolar AS pada Jumat (8/2).

Harga minyak bertahan dekat kisaran terakhir dengan keuntungan dibatasi oleh kekhawatiran tentang melambatnya permintaan global.

Minyak mentah AS melemah 13 sen di awal perdagangan Asia di 52,57 dolar AS per barel sementara Brent telah menetap di 62,06 dolar AS pada Jumat (8/2).

Baca juga: Rupiah melemah 40 poin, nyaris tembus Rp14.000

Baca juga: Analis: Pergerakan IHSG pekan ini akan ditentukan faktor eksternal

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019