Harga emas di pasar 'spot' turun 0,2 persen menjadi 1.306,51 dolar AS per ounce
Singapura (ANTARA News) - Harga-harga emas turun tipis di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena investor mencari keamanan dalam dolar AS dari perang dagang AS-China yang berlangsung lama dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi 1.306,51 dolar AS per ounce pada pukul 01.02 GMT (08.02 WIB), setelah turun 0,4 persen di sesi sebelumnya, dikutip dari Reuters.

Sementara harga emas berjangka AS melemah 0,1 persen menjadi 1.310,20 dolar AS per ounce.

Para investor sekarang fokus pada putaran baru pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat yang dimulai di Beijing pada Senin (11/2).

Perundingan tersebut dilakukan ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia itu mencoba untuk menuntaskan kesepakatan sebelum batas waktu 1 Maret, setelah itu tarif AS untuk barang impor China senilai 200 miliar dolar AS dijadwalkan meningkat menjadi 25 persen dari 10 persen.

Ketegangan perdagangan China-AS telah mengguncang pasar keuangan sejak tahun lalu, dan juga meningkatkan daya tarik dolar AS sebagai mata uang "safe-haven".

Indeks dolar AS stabil di 97,08, setelah naik 0,4 persen di sesi sebelumnya dalam persentase kenaikan terbesar sejak 24 Januari.

Greenback yang lebih kuat membuat emas dalam denominasi dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu, empat negosiator kongres Demokrat dan Republik tentang dana keamanan perbatasan melanjutkan pembicaraan pada Senin (11/2) waktu setempat, dengan kemungkinan penutupan sebagian pemerintah AS akan terjadi jika mereka gagal mencapai kesepakatan pada tenggat waktu Jumat (15/2).

Di tempat terpisah, parlemen Inggris akan mengadakan debat tentang Brexit pada 14 Februari di mana Perdana Menteri Theresa May mencari perubahan pada kesepakatannya dengan Brussels setelah ditolak oleh rekor tertinggi jumlah anggota di parlemen bulan lalu.

Sementara itu, Partai Liga yang berkuasa di Italia telah menyusun proposal hukum yang pada akhirnya akan memungkinkan pemerintah untuk menjual cadangan emas negara itu melalui perubahan konstitusi.

Bank sentral Rusia dilaporkan akan membayar kurang dari patokan industri untuk emas yang dibeli di pasar domestik, katanya pada Senin (11/2).

Sedangkan Kazakhstan meningkatkan kepemilikan emasnya sebesar 2,81 ton pada Januari, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF).

Faktor fundamental lainnya, cadangan emas China berada pada 59,94 juta troy ounce pada akhir Januari dibandingkan 59,56 juta troy ounce pada akhir Desember, menurut data bank sentral.

Operasi keuangan Venezuela yang paling sukses dalam beberapa tahun terakhir tidak terjadi di Wall Street, tetapi di kamp-kamp penambangan emas primitif di wilayah selatan negara itu.

Produsen emas terbesar Rusia, Polyus, pada Senin (11/2) melaporkan kenaikan 20 persen laba bersih yang disesuaikan pada kuartal keempat menjadi 291 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun lalu, terangkat oleh peningkatan produksi dan meningkatnya penjualan logam.

Jika pepatah "follow the money" diterapkan pada komoditas-komoditas, maka saat ini tempat yang paling menarik bagi investor adalah penambang emas.

Baca juga: Tertekan penguatan dolar AS, emas berjangka turun jadi 1.311,9 dolar per ounce
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, Brent di 61.69 dolar per barel
Baca juga: Dolar AS menguat di tengah penurunan pound Inggris




 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019