Sukoharjo (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendorong para lulusan menangkap peluang kerja di Jepang sebagai tenaga kesehatan untuk lansia.

"Sebetulnya permintaan Jepang untuk tenaga kerja ini sekitar 400.000-500.000, namun kami tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut," kata Rektor UMS Sofyan Anif di sela Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Launching Program Magang Kerja di Jepang dengan Delegasi Cooperative Fuku Kyodou Kumiai di Gedung Siti Walidah UMS Sukoharjo, Selasa.

Oleh karena itu, pihaknya juga melibatkan perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain dan perguruan tinggi lain secara umum.

"Ke depan, sudah menjadi komitmen kami dengan Fuku untuk mengembangkan kebutuhan tenaga kerja dalam bentuk lain, seperti tenaga kerja di bidang teknik dan pertanian. Dalam hal ini mereka butuh atau lebih suka memperoleh tenaga kerja dari Indonesia," katanya.

Ia mengatakan masyarakat Jepang lebih menyukai tenaga kerja asal Indonesia karena keramahan orang Indonesia.

"Sebetulnya kami sudah lama mendorong mahasiswa untuk berani mengambil peluang tersebut, tetapi memang masih banyak yang belum tertarik. Namun, setelah kedatangan delegasi dari Fuku, sepertinya mulai banyak yang tertarik," katanya.

Selain itu, katanya, Fuku juga mitra kerja pemerintah sehingga dipastikan ada jaminan kerja untuk para tenaga kerja dari Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, CEO Fuku Kyodou Kumiai, Ikuno Kowada, mengatakan banyak warga Jepang dengan rentang usia80-100 tahun masih dalam kondisi sehat.

"Banyaknya lansia di sana membuat kami kekurangan perawat bagi lansia. Oleh karena itu, kami mengharapkan bantuan dari anda (lulusan UMS, red.) untuk datang ke Jepang sebagai perawat," katanya.

Pihaknya juga memiliki rumah sakit khusus lansia di Jepang dan sudah mempekerjakan orang Indonesia.

"Sejauh ini rekam jejak tenaga kerja asal Indonesia sangat baik, sehingga orang Jepang lebih menyukai orang Indonesia yang bekerja di sana," katanya.

Ia juga berharap, nantinya ketika bekerja di Jepang, para tenaga kerja Indonesia bisa mencontoh budaya dan cara kerja Jepang untuk kemudian dibawa ke Indonesia.

"Agar Indonesia lebih baik. Saya tunggu di Jepang," katanya.*


Baca juga: 700 santri Cirebon seleksi magang ke Jepang

Baca juga: 2.000 peserta magang dikirim ke Jepang setiap tahun


 

Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019