Jakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden, Sandiaga Uno, tidak terpengaruh perundungan alias bullying dari tertentu pada kontestasi Pemilu 2019. 
   
Ia katakan, jiwanya sudah ditempa menghadapi hal demikian sejak masih sekolah di SMA Pengudi Luhur, Jakarta Selatan, yang terkenal sebagai sekolah laki-laki. 
   
"Di PL kami berteman, kami belajar berteman. Meski berbeda pilihan kita tetap berteman. Belajar di-bully. Jadi kalau sekarang di-bully, ya tidak ada apa-apanya," kata dia, saat bertemu dengan alumni PL, di Jakarta Selatan, Rabu.
   
Saat masih sekolah di PL, kata dia, dia pernah menerima perundungan yang cukup membuat jiwanya menjadi sosok yang tangguh. 
   
"Dulu, saya pernah di acara jambore, dihukum menggunakan pakain daster selama tiga hari. Hukuman-hukuman itu yang membuat kita kuat. Itulah yang membuat kita tidak baperan," kata dia.
   
Pada kesempatan jumpa alumni PL itu, dia juga meminta seluruh alumni PL untuk tidak terpecah-belah dalam situasi pesta demokrasi saat ini. 
   
"Saya tidak mau almamater yang saya banggakan ini terpecah. Jangan juga mencemooh pihak lain. Persaudaraan harus nomor satu, tapi kalau pilpres nomor?" tanya Sandiaga yang langsung disambut teriak: Duaaaa... oleh alumni PL.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019