Yangon (ANTARA News) - Pemerintah Myanmar mengakui di televisi Jumat bahwa pasukan keamanan pekan lalu menyerbu 18 biara Budha dan menangkap lebih dari 700 orang namun mengatakan, hanya 109 biksu masih ditahan hingga kini. "Pasukan keamanan menyerbu dan menggerebek 18 biara," kata Hla Soe, kepala bagian administrasi umum Kementerian Dalam Negeri dalam berita malam televisi pemerintah. Para biksu Budha, yang sangat dipuja-puja di negara itu, berada di barisan depan protes anti-pemerintah di Myanmar, yang merupakan demonstrasi terbesar dalam kurun waktu hampir 20 tahun di negara yang dulu dikenal sebagai Birma itu. Pasukan keamanan dalam aksi penumpasan mereka menyerbu biara-biara di Yangon dan penjuru-penjuru lain, dengan meninggalkan pecahan-pecahan kaca, genangan darah dan benda-benda peninggalan sejarah yang hancur. "Selama penggerebekan, 513 biksu, satu biksu baru dan 167 orang biasa serta 30 wanita dibawa karena pasukan keamanan tidak bisa membedakan antara biksu yang sesungguhnya dan penyamar," kata Hla Soe seperti dilaporkan AFP. "Setelah penyelidikan yang menyeluruh, sekitar 400 biksu, satu biksu baru, 158 orang biasa dan 30 wanita dibebaskan hingga hari ini," katanya. Pejabat itu menambahkan, 109 biksu dan sembilan orang masih diselidiki dalam penahanan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007