Jakarta (ANTARA News) - Pelatih tunggal putra pelatnas Hendry Saputra menyoroti konsistensi pemain yang selama ini ia bina sebelum turun pada kejuaraan bulu tangkis bergengsi All England 2019 di Birmingham, Inggris, 6-10 Maret.

"Untuk bermain lebih konsisten, saya rasa para pemain harus menyiapkan hal-hal kecil. Jika mereka sering mati dalam permainan net, itu harus diperbaiki. Hal lain seperti Ginting yang punya smes bagus, tapi tiga poin lalu mati. Itu hal kecil untuk menuju konsistensi," kata Hendry Saputra di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Rabu.

Hendry mengaku sudah mengantisipasi para pemainnya jika harus berhadapan dengan pemain-pemain unggulan tunggal putra dari negara lain seperti Kento Momota, Shi Yuqi, Chen Long, ataupun Chou Tien Chen.

"Saya harus optimistis dan menyiapkan para pemain. Berhadapan dengan pemain-pemain unggulan itu tidak bisa terhindarkan. Tapi, Jonatan ataupun Anthony harus yakin sampai mereka bermain lalu bisa lolos 16 besar menuju Olimpiade," ujar pelatih asal klub Tangkas Jakarta itu.

Namun, Hendry mengaku atlet-atletnya tidak dapat dipatok selalu meraih gelar juara sebagaimana Jonatan Christie pada Asian Games 2018 ataupun Anthony Ginting pada China Terbuka 2018.

"Pasti ada sifat fluktuatifnya. Pelatih pasti punya target dan itu kami harapkan tercapai. Tapi, ini adalah All England yang merupakan turnamen Super 1000. Atlet-atlet kami bukan tidak konsisten, tapi persaingan turnamen memang ketat. Siapa yang bisa juara tunggal putra berturut-turut?" ujarnya.

Hendry juga meminta para pemainnya untuk selalu menjaga mental dan strategi permainan selain persiapan fisik dan teknik, terutama pada turnamen tinggi seperti All England.

"Saya mengharapkan Jonatan dan Anthony dapat tembus delapan besar sehingga mereka berdua lolos Olimpiade. Minimal, mereka masih bertahan pada peringkat 16 besar," katanya.

Hendry menambahkan kedua atlet utama pelatnas PBSI itu ditargetkan tidak kalah pada putaran pertama All England 2019 dengan memberikan porsi latihan yang lebih dari sebelumnya.

"Biasanya Anthony main 60 menit bisa menang. Lalu, dia main dalam Asian Games selama 90 menit dan kalah. Standar latihan pun diubah menjadi 90 menit. Tapi, atlet juga harus cerdas dalam permainan dan bukan sekedar mengandalkan fisik saja," katanya. 
Baca juga: Fitriani perbaiki akurasi serangan jelang All England
Baca juga: Susy : hasil undian All England risiko pemain non-unggulan
Baca juga: Empat ganda campuran saling jegal di All England

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019