Kenaikan laba tahun lalu disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BNI Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp416,08 miliar, naik 35,67 persen dibandingkan laba bersih 2017 mencapai Rp306,68 miliar. 

"Kenaikan laba tahun lalu disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal," kata Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Dari sisi  pembiayaan, per Desember 2018 lalu, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp28,30 triliun atau naik 19,93 persen dibandingkan 2017 Rp23,6 triliun.

Komposisi pembiayaan tahun lalu disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp13,92 triliun atau 49,17 persen dari total pembiayaan, diikuti segmen komersial Rp7 triliun (24,74 persen), segmen kecil dan menengah sebesar Rp5,97 Triliun (21,09 persen), segmen mikro Rp1,08 triliun (3,82 persen), dan Hasanah Card Rp332,69 miliar (1,18 persen).

Sementara itu, kualitas pembiayaan BNI Syariah relatif terjaga, dimana pada 2018 berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah Non Performing Financing (NPF) dibawah 3 persen yaitu sebesar 2,93 persen.

Hingga akhir tahun lalu, aset BNI Syariah mencapai Rp41,05 triliun atau tumbuh sebesar 17,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

 Dari sisi bisnis khususnya penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp35,5 triliun atau tumbuh 20,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp29,38 triliun, dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 3 juta nasabah.

"Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah, yaitu giro dan tabungan yang mencapai 55,82 persen. Komposisi dana murah ini juga meningkat jika dibanding tahun sebelumnya 51,6 persen," ujar Firman.

Baca juga: Perluas bisnis pembiayaan, BNI Syariah gandeng Ciputra
Baca juga: BNI Syariah fasilitasi KAFEGAMA-MM dengan kartu pembiayaan
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019