Jakarta, 15/2 (Antara) - Puluhan pengungsi lintas negara dan pemuda Indonesia dilatih program kewirausahaan untuk bisa menjadi wirausahawan muda.

"Mereka memiliki potensi yang besar, mereka datang dengan banyak ketrampilan, dan progam ini membantu mereka mempraktekkannya," kata Representative UNHCR Indonesia, Thomas Vargas.

Dalam keterangan tertulis dari Dompet Dhuafa yang diterima di Jakarta, Jumat, para pengungsi lintas negara dan pemuda Indonesia itu dilatih dalam Training Program of Indonesian Enterpreneurs and Refugees yang dimulai sejak September 2018. Mereka telah diwisuda dari program pada Kamis (14/2) dan mendapatkan sertifikat pelatihan.

Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Dompet Dhuafa  dengan UNHCR, ILO, dan Universitas Atma Jaya. 

Selain melatih peserta untuk berwirausaha, progam tersebut juga menjadi ajang mendekatkan pemuda lokal dengan pemuda pengungsi dari banyak negara. Dengan begitu mereka dapat bertukar ilmu dan nilai budaya setempat. 

Progam pelatihan wirausaha tersebut menjadi harapan bagi peserta yang kebanyakan adalah pengungsi muda dari berbagai negara. Mereka harap dengan progam ini, bisa membantu mereka mandiri, mengingat mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan di Indonesia. 

"Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam progam ini. Saya dapat banyak sekali ilmu. Setelah ini, saya ingin membuka usaha saya sendiri," kata Zakaria (28) salah seorang pengungsi asal Somalia yang menjadi peserta program.

Zakaria memutuskan untuk pergi ke Indonesia empat tahun lalu karena negaranya diamuk perang dan ayahnya terbunuh.

"Disini orang-orang sangat baik dan terbuka. Hanya saja saya tidak bisa bekerja di sini, jadi saya kesulitan mendapatkan penghasilan," kata Zakaria.

Bukan hanya Zakaria, masih banyak pengungsi yang bernasib sama dengannya di Indonesia. Tahun 2017 saja ada sekitar 14.000 pengungsi lintas negara di Indonesia. kebanyakan berasal dari negara konflik seperti Somalia, Afganistan, dan lainnya.

Kebijakan internasional mengharuskan mereka memiliki beberapa keterbatasan, salah satunya tidak adanya akses mendapatkan pekerjaan. 

"Program yang sangat baik, dengan adanya program kerjasama ini diharapkan menaikan kompetensi serta pengetahuan yang dimiliki dari para pengungsi. Dengan adanya kerjasama ini baik UNHCR, ILO, Dompet Dhuafa dan Universitas Atma Jaya dapat membangkitkan ekonomi sehingga setiap individu pengungsi akan mendapatkan hasil dari pola kerjasama yang sudah dibangun," kata Michiko dari perwakilan Internasional Labor Organization (ILO).
    
Dengan terselesaikanya progam ini, diharapkan akan adanya keserasian antara masyarakat lokal dan pengungsi dalam hal pengentasan kemiskinan. Dengan progam ini juga diharapkan akan terjalin kerjasama antar keduanya untuk bisa membangun bisnis bersama.

Baca juga: UNHCR: empat juta anak pengungsi tak bersekolah, jumlahnya bertambah
Baca juga: Imigrasi Jember amankan pengungsi Rohingya

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019