Tangerang Selatan (ANTARA News) - Mantan petenis nasional Yayuk Basuki mengaku masih memiliki satu penyesalan atas niatannya bagi mendiang legenda pelari cepat Indonesia Purnomo Muhammad Yudhi yang berpulang pada Jumat di Tangerang Selatan.

"Mungkin satu yang belum bisa mewujudkan adalah bagaimana beliau mendapatkan bantuan dari pemerintah," kata Yayuk selepas melayat ke rumah duka Purnomo di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan.

Yayuk saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Olimpian Indonesia (IOA), lembaga yang dirintis Purnomo. Purnomo juga merupakan ketua pertama IOA.

Menurut Yayuk, pendirian IOA menjadi perwujudan dari tujuan mulia Purnomo untuk memastikan bahwa kesejahteraan atlet yang berprestasi harus diperhatikan oleh pemerintah.

"Kita tidak bisa berbicara era pemerintahan yang lalu, terus terang masih banyak yang merasa belum mendapatkan yang seharusnya," kata Yayuk.

"Belakangan ini kami coba perjuangkan dan Alhamdulillah penghargaan terhadap atlet mulai lebih sejahtera," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Purnomo Yudhi berpulang, Menpora: Indonesia kehilangan

Hanya saja, Yayuk mengaku masih menyimpan satu niatan yang tak kunjung terwujud yakni membantu atlet era-era lampau seperti Purnomo agar mendapat perhatian yang lebih baik dari pemerintah.

"Karena terus terang saja mungkin dari pemerintah juga akan bingung bagaimana mewujudkannya, tidak mudah memunculkan klausulnya," ujar Yayuk.

"Nah itu saya sendiri coba mengupayakan, tapi kembali memang tidak mudah," katanya menambahkan.

Purnomo merupakan pelari cepat Indonesia yang mencapai putaran semifinal Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Sejak 2015 ia mengidap kanker kelenjar getah bening dan sudah lima kali menjalani kemoterapi termasuk sekali di Singapura.

Setelah sempat membaik, kondisi Purnomo mulai memburuk lagi di awal tahun 2019 dan sepekan lalu menghabiskan waktu dirawat di RS Pondok Indah Bintaro, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat pagi pukul 9.45 WIB.

Baca juga: Putra sulung Purnomo kenang mental sang ayah yang dihentikan tubuhnya

Baca juga: Obituari - Sprinter Purnomo berpulang, pernah ingin jadi Menpora

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019