The Gas merupakan representasi sinergi PGN dan Pertagas dalam 'subholding' gas, yang menjadi pengelola satu-satunya gas bumi di Tanah Air
Tangerang, Banten (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Group bersama PT Pertamina Gas (Pertagas) meluncurkan brand association, yang dinamakan The Gas dalam rangka memperkuat pembentukan subholding gas

"The Gas merupakan representasi sinergi PGN dan Pertagas dalam subholding gas, yang menjadi pengelola satu-satunya gas bumi di Tanah Air," ujar Direktur Utama PGN Gigih Prakoso kepada wartawan di Tangerang, Banten, Sabtu.

Ia menjelaskan bahwa PGN perlu terus berinovasi agar masyarakat mengenal energi gas yang ingin disalurkan perusahaan kepada masyarakat.

"Apalagi, seperti yang kita tahu, PGN bukan perusahaan retail yang memiliki produk yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat, seperti shampo, sabun, mie instan, dan lainnya," katanya.

Gigih menambahkan bahwa produk PGN adalah gas bumi yang tidak bisa dipegang dan tidak memiliki kemasan.

Untuk itulah, PGN memperkenalkan The Gas kepada publik sebagai gambaran dunia gas bumi yang dihasilkan di dalam perut Bumi selama jutaan tahun silam.

"Dunia The Gas diharapkan dapat merepresentasikan sinergi baru PGN dan Pertagas untuk menjadi perusahaan gas terbesar yang menyalurkan energi gas yang baik untuk Tanah Air," tuturnya.

Adapun dalam dunia The Gas tersebut diimajinasikan makhluk-makhluk bernama Pepe, Gege dan Een yang  merupakan personifikasi dari molekul-molekul gas bumi.

Pepe, Gege dan Een adalah tiga karakter dari The Gas yang muncul ke dunia nyata mewakili PGN sebagai korporasi.

Holding BUMN migas yang dipimpin PT Pertamina (Persero) telah terbentuk pada April 2018.

Selanjutnya, pada 28 Desember 2018 dilakukan integrasi Pertagas ke PGN yang menjadikan PGN sebagai subholding gas.

"Sebagai subholding gas, PGN akan menjadi pemimpin dalam pengelolaan usaha gas bumi dari hilir hingga hulu," kata Gigih.

Baca juga: PGN targetkan transmisi gas 2.156 MMSCFD per hari di 2019
Baca juga: PGN resmi akuisisi Pertagas senilai Rp20,18 triliun
 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019