Guguran lava dan luncuran awan panas yang terjadi hari ini didahului dengan suara gemuruh. Namun hal itu tidak membuat aktivitas warga terganggu, karena warga telah paham dengan karakteristik Gunung Merapi
Sleman, Yogyakarta, 18/2 (ANTARA News) - Aktivitas warga di lereng Gunung Merapi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tetap berlangsung wajar meskipun mendengar suara gemuruh saat terjadi beberapa guguran lava, Senin.

"Guguran lava dan luncuran awan panas yang terjadi hari ini didahului dengan suara gemuruh. Namun hal itu tidak membuat aktivitas warga terganggu, karena warga telah paham dengan karakteristik Gunung Merapi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan Heri Suprapto di Sleman, Senin.

Menurut dia, warga tetap beraktivitas seperti biasa seperti beternak dan bertani di lereng Merapi.

"Yang menjadi kekhawatiran justru jika terjadi lahar hujan yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Karena masih banyak aktivitas pertambangan yang ada di Sungai Gendol," katanya.

Ia mengatakan, pada hujan deras hari ini juga terjadi lahar hujan di Sungai Gendol. Akibat puncak Merapi diguyur hujan lebat.

"Namun lahar hujan yang terjadi masih tergolong kecil dengan jarak lima kilometer dari puncak di perbatasan Kaliadem-Jambu," katanya.

Heri mengatakan, banjir lahar hujan yang terjadi tidak menimbulkan kepanikan karena sudah ada petugas yang memantau jika ada lahar hujan.

"Tadi sebelum lahar hujan, (penambang) sudah dievakuasi terlebih dahulu," katanya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Heru Suparwoko mengatakan hujan masih sering terjadi di puncak Merapi, meskipun tidak setiap hari terjadi hujan di puncak.

"Curah hujan yang mengguyur area puncak hari ini tercatat sebesar 74,5 mm sekitar pukul 13.00 WIB. Oleh karenanya, potensi lahar hujan tetap harus diwaspadai. Dengan adanya guguran dan hujan yang harus diwaspadai adalah lahar hujan," katanya.

Baca juga: Warga dengar gemuruh erupsi Merapi cukup keras

Baca juga: Gemuruh Luncuran Lava Merapi Terus Terdengar

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019