Jakarta, (ANTARA News) - Pengamat energi dan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai konsep bahan bakar nabati (BBN) yang ditawarkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, butuh lahan yang luas.

"Bahan bakar nabati dengan menggunakan cassava, aren dan juga sawit yang dikemukakan Prabowo membutuhkan lahan yang besar untuk bisa diwujudkan," kata Fabby Tumiwa di Jakarta, Senin.
   
Menurutnya, konsep dari Prabowo memang dapat dimanfaatkan menjadi temuan energi baru terbarukan selain dari sawit atau CPO, namun biaya awal untuk menyiapkan hal tersebut dinilai besar.

Sementara terkait pembahasan sektor energi dalam Debat Capres Putaran Kedua, Minggu (17/2), Fabby merasa kurang puas dengan penjelasan kedua pasangan calon presiden tersebut.

"Jangankan membahas secara mendalam soal energi, menyentuh kulitnya saja belum," tegas Fabby.

Ia mengusulkan ada segmen tersendiri untuk membahasa masalah energi dan pangan, sebab kedua tema tersebut sangat kompleks.

Fabby tidak sependapat dengan konsep debat capres yang memiliki waktu jawab sangat singkat.

Dalam debat capres tersebut, Prabowo sempat mengatakan berencana mengembangkan energi baru terbarukan dari bahan sawit, aren, cassava bahkan ethanol dari gula.

Sementara capres Jokowi juga masih mengusung sawit sebagai bahan utama dalam konsep bahan bakar nabati (BBN). Bahkan Jokowi mengatakan akan segera memasuki campuran BBN sebanyak 100 persen atau B100.

Baca juga: Pengembangan green refinery dukung implementasi B100
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019