Phnom Penh (ANTARA News) - Para penggawa tim nasional Indonesia U-22 mengakui kondisi permukaan lapangan Stadion Nasional di Phnom Penh, Kamboja, yang menggunakan rumput sintetis, menyulitkan mereka beradaptasi maupun menampilkan permainan terbaiknya.

Akibatnya dalam laga pertama penyisihan Grup B Piala AFF U-22 pada Senin, Indonesia hanya bermain imbang 1-1 melawan Myanmar.

"Kesulitan pertama di penyesuaian lapangan," kata penyerang Muhammad Dimas Drajad pendek selepas pertandingan.

Kendati demikian, Dimas dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dalam pertandingan tersebut oleh ringkasan laga yang dirilis AFF.

Hal senada juga diakui oleh gelandang Muhammad Rafi Syarahil yang masuk di pengujung babak pertama menggantikan Hanif Sjahbandi,

"Kita harus terus beradaptasi dengan lapangan. Kita belum terbiasa saja main di rumput seperti ini," ujar Rafi.

Baca juga: Indra Sjafri tepis anggapan Indonesia remehkan Myanmar

Baca juga: Dokter Timnas U-22 pastikan Witan dan Samuel hanya kram


Kesempatan Rafi, Dimas dan para pemain Indonesia U-22 lainnya untuk beradaptasi memang sangat sempit, mengingat mereka harus menghadapi Malaysia dalam laga kedua pada Rabu (20/2).

Laga itu akan menentukan peluang kedua tim untuk tetap bisa lolos ke semifinal, lantaran di laga pertama Malaysia secara mengejutkan justru tersungkur 0-1 saat menghadapi tuan rumah Kamboja.

"Semoga kami bisa mendapat tiga poin," kata Dimas, yang juga mengaku ia kerap tertinggal sendirian di lini depan karena pasokan bola dari lini tengah kurang mengalir dalam laga melawan Myanmar.

Indonesia saat ini berbagi tempat dengan Myanmar di peringkat kedua klasemen Grup B dengan raihan satu poin, di bawah Kamboja (3) dan mengungguli juru kunci Malaysia (0).

Baca juga: Hasil Grup B, Indonesia imbang ketika Kamboja jungkalkan Malaysia

Baca juga: Indonesia imbang 1-1 kontra Myanmar di laga perdana

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019