Ekonomi global tidak harus dalam kondisi yang kuat sekarang, tetapi kita berada dalam lingkungan mini-goldilocks
Tokyo (ANTARA News) -  Saham-saham pada Bursa Asia melayang di dekat tertinggi empat bulan pada perdagangan Selasa pagi, didukung oleh harapan bahwa pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China  membuat kemajuan positif dan ekspektasi stimulus kebijakan dari bank-bank sentral.

Sementara investor tanpa isyarat arah yang kuat karena pasar AS ditutup pada Senin (18/2) untuk hari libur publik, sentimen masih secara luas menguat dengan Indeks STOXX 600 dari saham Eropa menyentuh tertinggi empat bulan.

Indeks MSCI yang lebih luas untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang, sedikit berubah pada awal perdagangan, berada di dekat tertinggi empat bulan, sementara Nikkei Jepang hampir datar.

Laporan-laporan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China telah mendorong investor untuk sedikit optimis bahwa kedua negara dapat mencapai kompromi guna menghindari kenaikan tarif pada 1 Maret, meskipun beberapa rincian pembicaraan telah muncul.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia mungkin memperpanjang tenggat waktu 1 Maret, yang akan menghentikan kenaikan tarif langsung atas impor dari China senilai 200 miliar dolar AS menjadi 25 persen dari 10 persen.

Baca juga: Putaran baru perundingan dagang AS-China bakal dimulai di Washington

Mencerminkan sentimen yang berubah, saham-saham China telah meningkat pesat bulan ini, dengan indeks saham MSCI China A naik 6,5 persen, sejauh ini merupakan kinerja terbaik di antara pasar-pasar utama.

Selain itu, investor sekarang terlihat kembali ke pasar aset berisiko setelah Federal Reserve AS (Fed) mengisyaratkan awal tahun ini bahwa ia dapat menghentikan kenaikan suku bunga karena pelemahan ekonomi AS.

"Dimulai dengan The Fed, bank-bank sentral dunia tidak lagi condong ke arah pengetatan. Perubahan arah The Fed menghambat penguatan dolar AS, memungkinkan bank-bank sentral di emerging markets untuk mencari kebijakan moneter yang longgar juga," kata Kepala Strategi Ekonomi Makro  HSBC Securities, Shuji Shirota, seperti dikutip Reuters.

"Ekonomi global tidak harus dalam kondisi yang kuat sekarang, tetapi kita berada dalam lingkungan mini-goldilocks," katanya.

Di pasar mata uang, euro dan mata uang sensitif risiko lainnya tetap didukung oleh harapan pada pembicaraan perdagangan AS-China meskipun sebagian besar mata uang terjebak dalam kisaran yang ketat.

Euro berpindah tangan pada 1,1311 dolar AS, turun dari terendah tiga bulan pada Jumat (15/2) di 1,1234 dolar AS.

Serangkaian data ekonomi Eropa yang lemah, termasuk angka PDB Jerman, telah membebani mata uang bersama.

Komentar Olli Rehn dari Bank Sentral Eropa (ECB) pada Minggu (17/2) telah memicu spekulasi Bank Sentral Eropa akan meluncurkan putaran lain Operasi Pembiayaan Kembali Jangka Panjang yang Ditargetkan (TLTRO) untuk mendukung pinjaman bank.

Dolar AS berdiri di 110,59 yen, mundur dari tertinggi tujuh minggu Kamis (14/2) di 111,13 yen.

Sterling diperdagangkan pada 1,2919 dolar AS, dengan fokus pada pembicaraan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa.

Pasar logam mulia sedikit lebih hidup, dengan paladium melonjak ke rekor tertinggi 1.458,5 dolar per ounce karena standar emisi yang lebih ketat terlihat meningkatkan permintaan untuk logam autokatalis.

Emas naik mendekati angka tertinggi 10-bulan 1.327,40 dolar AS per ounce.

Harga minyak bertahan pada tingkat tertinggi tiga bulan karena kepercayaan yang tumbuh di kalangan investor bahwa pengurangan pasokan OPEC akan mencegah penumpukan bahan bakar yang tidak terpakai.

Brent berjangka naik ke level 66,83 dolar AS pada Senin (18/2), mencapai tingkat tertinggi sejak pertengahan November. Minyak mentah berjangka AS naik 0,5 persen pada perdagangan Selasa pagi menjadi 55,86 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga minyak naik, investor kian optimis kesepakatan produksi OPEC

Baca juga: Bursa China menguat, Indeks Komposit Shanghai dibuka naik 0,19 persen

Baca juga: Bursa Hong Kong menguat, Indeks Hang Seng dibuka naik 98,48 poin



 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019