Itu pembicaraan yang sangat kompleks. Mereka berjalan dengan sangat baik
Washington (ANTARA News) - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (19/2) bahwa perundingan perdagangan dengan China berjalan baik dan menyatakan dia terbuka untuk mendorong tenggat waktu guna menyelesaikan negosiasi, dengan mengatakan 1 Maret bukan tanggal "magis".

Tarif pada impor China senilai 200 miliar dolar AS dijadwalkan naik menjadi 25 persen dari 10 persen pada 1 Maret, jika dua ekonomi terbesar dunia itu tidak menyelesaikan perselisihan perdagangan mereka, tetapi Trump telah menyatakan beberapa kali bahwa ia akan terbuka untuk menunda tenggat waktu.

"Itu pembicaraan yang sangat kompleks. Mereka berjalan dengan sangat baik," kata Trump kepada wartawan di Kantor Oval (ruang kerja resmi presiden AS). "Saya tidak bisa memberi tahu Anda secara pasti tentang waktu, tetapi tanggalnya bukan sebuah tanggal magis. Banyak hal bisa terjadi."

Trump mengatakan pertanyaan sebenarnya adalah apakah Amerika Serikat akan menaikkan tarif sesuai rencana.

"Saya tahu bahwa China tidak ingin hal itu terjadi, jadi saya pikir mereka berusaha untuk bergerak cepat agar tidak terjadi."

Pada Selasa (19/2), Amerika Serikat dan China meluncurkan putaran baru perundingan di Washington, dengan sesi tindak lanjut di tingkat yang lebih tinggi dijadwalkan akhir minggu ini. Negosiasi itu menyusul satu minggu pembicaraan di Beijing yang berakhir pekan lalu tanpa kesepakatan, tetapi menurut para pejabat telah menghasilkan kemajuan pada beberapa masalah utama.

Bloomberg melaporkan pada Selasa (19/2) bahwa Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan berusaha untuk memastikan janji dari China bahwa negara itu tidak akan mendevaluasi mata uang yuan-nya.

Pejabat-pejabat dari kedua negara, yang memulai kembali perundingan pada Selasa (19/2) di Washington, sedang mendiskusikan bagaimana menangani kebijakan mata uang dalam "Nota Kesepahaman" yang akan membentuk dasar dari kesepakatan perdagangan AS-China, kantor berita melaporkan, mengutip orang yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada Reuters Oktober lalu, bahwa masalah mata uang harus menjadi bagian dari perundingan perdagangan AS dan China dan bahwa pejabat China mengatakan kepadanya bahwa depresiasi lebih lanjut terhadap yuan bukan untuk kepentingan mereka.

Laporan Bloomberg mengatakan permintaan AS untuk janji menjaga nilai yuan stabil bertujuan menetralkan segala upaya oleh Beijing untuk mendevaluasi mata uangnya guna melawan tarif Amerika.

Juru bicara untuk kantor Perwakilan Dagang AS, yang memimpin pembicaraan, dan Departemen Keuangan AS, yang memimpin kebijakan mata uang, tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Dua hari negosiasi antara para pejabat tingkat wakil dimulai pada Selasa (19/2), dipimpin oleh Wakil Perwakilan Perdagangan AS Jeffrey Gerrish di pihak AS. Pembicaraan tingkat tinggi yang melibatkan Mnuchin dan dipimpin oleh Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, diharapkan akan dimulai pada Kamis (21/2).

Pembicaraan minggu ini ditujukan untuk "mencapai perubahan struktural yang diperlukan di China yang memengaruhi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Kedua pihak juga akan membahas janji China untuk membeli sejumlah besar barang dan jasa dari Amerika Serikat," Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin (18/2) malam.

Trump, yang sangat menginginkan kesepakatan dan telah memuji rekannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping, sementara juga mendesak perubahan struktural pada praktik-praktik China terkait dengan kekayaan intelektual dan transfer teknologi paksa oleh perusahaan yang melakukan bisnis di sana, menekankan bahwa kemajuan sedang dibuat.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa pembicaraan dengan China tentang perdagangan telah berjalan sangat, sangat baik," katanya.

Baca juga: Putaran baru perundingan dagang AS-China bakal dimulai di Washington
Baca juga: China-AS mulai lagi rundingkan perdagangan

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019