Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Agus Wahyudiono mengatakan pihaknya telah memasang alat pendeteksi gajah seperti Global Positioning System (GPS) agar ketika ada gajah masuk ke permukiman warga dapat terdeteksi oleh petugas.

"Kita telah memasang alat pendeteksi gajah di beberapa titik," kata Agus, saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu. 

Menurutnya, pemasangan alat pendeteksi gajah ini sudah dilakukan sejak lama, bahkan selain pemasangan alat, juga didirikan posko untuk dapat memantau gajah yang ke luar masuk permukiman warga. Namun karena gajah  tidak beraturan masuk dan ke luarnya sehingga yang membuat kewalahan petugas untuk bisa mendeteksi keberadaan gajah tersebut

Ia mengungkapkan, dari pergerakan gajah terungkap pada saat malam hari kawanan gajah ini masuk ke hutan kawasan, sedangkan siang hari ke luar dan masuk ke permukiman warga.

"Kami sedang mencarikan solusi agar kawanan gajah ini tidak masuk dan menginap di permukiman warga," katanya. 

Menurut dia, untuk menggiring kawanan gajah ke luar dari permukiman warga, telah dilakukan koordinasi dengan Pimpinan Tamaan Nasional Way Kambas (TNWK) agar bisa mengirim "mahout" (petugas penjaga/pawang gajah) ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). 

Baca juga: Belasan gajah masih berkeliaran di permukiman warga Nagan Raya
Baca juga: Tim Gabungan Cegah Gajah Masuk Pemukiman
Baca juga: Kawanan gajah liar merusak kebun kelapa warga Pekanbaru

Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019