Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta akan meningkatkan kapasitas produksi Rumah Kompos di Nitikan hingga mencapai dua kali lipat dibanding kapasitas sekarang.

"Kapasitas produksi Rumah Kompos Yogyakarta masih kecil, sekitar 10 ton per bulan. Nantinya, akan kami tingkatkan hingga mencapai 20 ton per bulan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Kamis.

DLH Kota Yogyakarta, menurut dia, telah menyiapkan alokasi anggaran Rp778 juta untuk pengembangan kapasitas produksi Rumah Kompos.

"Anggaran tidak hanya berasal dari APBD saja, tetapi juga ada tambahan dari dana alokasi khusus. Harapannya, Rumah Kompos yang berada di Nitikan itu bisa diperbesar sehingga kapasitas produksinya pun meningkat," katanya.

Selama ini, Suyana mengatakan, Rumah Kompos mengolah kompos dari sampah organik rumah tangga yang telah dipilah sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Kabupaten Bantul atau sisa-sisa pemangkasan pohon perindang. Pemilahan dapat dilakukan karena lokasi Rumah Kompos berada dekat dengan tempat pembuangan sampah di Nitikan.

Karena produksinya masih terbatas, kompos buatan Rumah Kompos Nitikan baru dimanfaatkan oleh rukun warga (RW) atau kelompok tani yang sudah mengajukan permohonan ke DLH. Warga dapat memperoleh kompos tersebut secara gratis.

DLH Yogyakarta menargetkan pengembangan Rumah Kompos di Nitikan dapat diselesaikan pada November.

Selain mengembangkan Rumah Kompos, DLH Kota Yogyakarta akan menyusun rencana pengembangan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Karangmiri guna memenuhi regulasi terkait pengolahan sampah di TPST agar tidak menimbulkan dampak negatif ke lingkungan sekitar.

Bersamaan dengan peningkatan berbagai sarana pengelolaan sampah, Suyana berharap masyarakat juga ikut aktif memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga, dan di lingkungan sekitar bersama bank sampah.

Kota Yogyakarta saat ini sudah punya sekitar 450 bank sampah. Keberadaan bank-bank sampah tersebut baru mampu menurunkan volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sekitar 1,02 persen.

"Capaian penurunannya tidak terlalu besar tetapi kami tidak berkecil hati. Keberadaan bank sampah bukan hanya untuk mengurangi sampah ke TPA tetapi memberikan edukasi ke masyarakat tentang pengelolaan sampah," kata Suyana.

Pada 2019, DLH Kota Yogyakarta memperkirakan potensi timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga mencapai 137.233 ton dan mematok target pengurangan sampah sekitar 20 persen atau 27.447 ton.

Baca juga:
Pasar Malam Sekaten sisakan 130 ton sampah di Yogyakarta
Yogyakarta intensifkan OTT pembuang sampah sembarangan
DIY akan jajaki teknologi pengolahan sampah dari Swedia

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019