Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) H Abdul Halim mengusulkan agar Pemerintah menghidupkan lagi mata pelajaran Pendidikan Pancasila seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah.

"Mata pelajaran PMP yang mengajarkan Pancasila dan nilai-nilai luhur yang dikandungnya, memberikan bekal wawasan kepada putri-putri bangsa Indonesia untuk lebih memahami nasionalisme dan berperilaku sesuai dengan prinsip Pancasila," kata Abdul Halim, di Jakarta, Kamis.

Menurut Abdul Halim, mata pelajaran PMP pernah diajarkan di sekolah yakni SMP dan SMP dan kemudian ada juga mata pelajaran Pancasila pada saat kuliah. "Kemudian, ketika mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) bahkan diajarkan sejak di sekolah dasar," katanya.

Namun saat ini, kata dia, tidak ada lagi pelajaran Pancasila, baik PMP maupun PPKN di sekolah. "Padahal, mata pelajaran Pancasila ini memberikan pembelajaran mengenai nilai-nilai luhur Pancasila sekaligus menjadi pendidikan karakter bagi putra-putri bangsa Indonesia," katanya.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Banten I, meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak ini, menambahkan, saat ini Pemerintah melalui MPR RI melakukan sosialisasi Empat Pilar, meliputi Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Namun, Halim melihat, sosialisasi Empat Pilar ini wkatunya sangat singkat, hanya sehari dan sampai beberap hari, sehingga nilai-nilai luhur Pancasila yang akan disampaikan belum melekat dengan kuat. Karena itu, diamengusulkan, agar pendidikan Pancasila ini diajarkan di sekolah dalam bentuk mata pelajaran.

"Kalau pendidikan Pancasila ini diajarkan di sekolah sejak  sekolah dasar secara intensif, saya meyakini dapat melekat kuat dan dapat membentuk karakter bangsa," katanya.

Anggota Komisi VII DPR RI ini juga teringat pada saat dirinya memberikan sosialisasi Empat Pilar di Yayasan Al Adib di Desa Kananga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten, pada 2 Februari lalu.

Pada kegiatan tersebut, kata dia, sebagian peserta dari sekitar 150 orang warga setempat yang hadir menanyakan, mengapa saat ini warga masyarakat mudah emosi dan mudah melontarkan pernyataan mencela dan memaki. "Ada juga peserta yang mengusulkan, agar Pemerintah menghidupkan lagi pendidikan Pancasila sejak anak-anak, sehingga mendapat bekal pengetahuan Pancasila secara intensif," katanya Halim, yang pada saat itu didampingi tokoh masyarakat setempat, Deden M Fatih.

Halim menambahkan, dari informasi yang diterimanya melalui media, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan kajian untuk mempertimbangkan  mata pelajaran Pendidikan Pancasila diajarkan lagi di sekolah. "Saya berharap, Pemerintah dapat menemukan silabus Pancasila yang terbaik dan relevan untuk menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019