Inflasi akhir tahun ini insya Allah kita perkirakan akan lebih rendah dari 3,5 persen
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan indeks pergerakkan harga akan berbalik menjadi deflasi pada Februari 2019 yakni sebesar 0,07 persen secara bulanan (month to month/mtm) karena penurunan beberapa harga komoditas pangan dan bahan bakar minyak nonsubsidi.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat, mengungkapkan hal tersebut berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan 46 kantor perwakilan BI hingga pekan ketiga Februari 2019.

"Sebagaimana kita ketahui, bulan Januari inflasi 0,32 persen, bulan ini kita bakalan deflasi 0,07 persen," ujar Perry.

Jika perkiraaan Bank Sentral tepat, maka pada bulan kedua tahun ini, inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) akan berkisar di 2,58 persen atau mendekati batas bawah sasaran target inflasi 2,5-4,5 persen (yoy).

Beberapa komoditas pangan penyumbang deflasi, ujar Perry, adalah cabai merah yang deflasi 0,07 persen, bawang merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,05 persen, dan cabai rawit 0,02 persen.

Penurunan harga komoditas pangan tersebut ditambah penyesuaian harga BBM nonsubsidi seperti jenis Pertamax pada 10 Februari 2019 dengan variasi penurunan hingga Rp800 per liter.

"Dengan demikian, ini mengonfirmasi bahwa inflasi akhir tahun ini insya Allah kita perkirakan akan lebih rendah dari 3,5 persen," kata dia.

Pada Januari 2019, menurut perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi rata-rata kenaikan harga dengan inflasi 0,32 persen (mtm).

Beberapa komoditas yang dominan memberi sumbangan inflasi di bulan pertama 2019 adalah ikan segar dengan inflasi 0,06 persen, beras 0,04 persen, tomat 0,03 persen, dan bawang merah 0,02 persen.

Baca juga: BI perkirakan inflasi Februari 0,07 persen
Baca juga: Presiden: Pertumbuhan 5,17 inflasi 3,13 persen patut disyukuri

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019