Perguruan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah punya segala aspek yang dibutuhkan dalam pengelolaan hutan lindung agar terkelola secara optimal,
Malang (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menunjuk Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK), yakni sebagai hutan pendidikan.

Amanah penyerahan pengelolaan KHDTK tersebut tertuang dalam SK Menteri LHK yang diserahkan langsung Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di sela wisuda ke-91 UMM di Malang, Sabtu.

"Perguruan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah punya segala aspek yang dibutuhkan dalam pengelolaan hutan lindung agar terkelola secara optimal. Salah satunya dengan menjadikan pengelolaan kawasan hutan sebagai hutan pendidikan. Dalam aksinya, dapat diimplementasikan melalui penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan yang berkesinambungan," kata Siti Nurbaya.

Lokasi KHDTK yang dikelola dalam bentuk hutan pendidikan itu, di kawasan hutan produksi dan hutan lindung Perum Perhutani petak 43A, 44I, 44K-1, 44K-2, 44L, dan BE BKPH Pujon KPH Malang seluas 75,09 hektare. Lokasi itu akan dijadikan laboratorium lapang sekaligus media pembelajaran mengelola kawasan hutan dengan kondisi yang berbeda bagi seluruh civitas akademika UMM.

Hutan pendidikan merupakan kawasan penelitian serta kegiatan pembelajaran untuk mahasiswa serta masyarakat sekitar pada umumnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menyatakan bahwa dalam pengurusan hutan secara lestari, diperlukan sumber daya manusia berkualitas yang bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Ketua Program Studi Kehutanan UMM Tatag Muttaqin mengatakan pihaknya mendapatkan kepercayaan menjadi konsultan yang bertugas mengarahkan hingga mendesain rencana lapangan antara Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center (Jifpro) dan Taman Nasional Bromo. Proyek rehabilitasi itu berlangsung sejak 2006 dan ditutup pada 2015.

Ia menjelaskan melalui Prodi Kehutanan, UMM telah melaksanakan sebagian tanggung jawab Tri Darma-nya yakni ikut mengelola dan menjaga lingkungan hidup.

"Aksi ini sejatinya memang harus masif dilakukan oleh setiap kampus agar bukan hanya pemerintah yang memiliki tanggung jawab itu, namun semua elemen masyarakat juga harus turut andil menjaganya," tuturnya.

Rencana jangka panjang lahan hutan KHDTK UMM adalah mewujudkan kampus UMM dengan KHDTK sebagai kampus "green ecosystem" yang berstandar internasional dengan capaian Word Class University.

Selain itu, mewujudkan kampus UMM melalui KHDTK aktif menyelenggarakan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma PT serta mewujudkan kampus UMM melalui pengelolaan KHDTK untuk secara aktif melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni.

Dalam pengelolaannya, UMM telah melakukan pembagian rencana pengelolaan menjadi tiga fase, yakni jangka pendek (2020-2022), jangka menengah (2023-2028), dan rencana jangka panjang (2029-2040).

Rektor UMM Dr Fauzan mengemukakan keleluasaan sebagai pengelola kawasan hutan itu akan menjadi energi baru UMM dalam pendampingan kepada masyarakat.

Selain itu, hutan KHDTK juga akan menjadi laboratorium lapangan yang bisa dimanfaatkan seluruh civitas akademika "Kampus Putih" itu.

"Ke depan, pengelolaan hutan akan menjadi etalase terkait pengelolaan hutan lestari yang baik," katanya.

Baca juga: Menteri LHK tegaskan kebijakan lingkungan harus didukung iptek
Baca juga: Melalui KKN internasional, mahasiswa UMM jadi sukarelawan kanker di Sri Lanka

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019