Sukabumi (ANTARA News) - Relawan Palang Merah Indonesia dibantu warga memperbaiki instalasi air bersih di lereng Gunung Rinjani yang tertimbun longsor pascagempa Nusa Tenggara Barat, untuk menyuplai air kepada korban bencana  di sejumlah lokasi di Lombok Timur. 

"Proses pipanisasi sumber air bersih yang rusak ini dilakukan untuk mendapatkan sumber air bersih yang akan dialirkan ke sejumlah titik lokasi yang kesulitan mendapatkan air bersih, seperti di Dusun Melempo, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia," kata Koordinator WASH  (Water and Sanitation Hygine) PMI Lombok Timur Husni melalui sambungan telepon dari Sukabumi, Sabtu.

Untuk mencapai lokasi tersebut, relawan PMI dan warga harus menembus hutan belantara dengan jarak tempuh perjalanan sekitar enam kilometer.

Kegiatan itu untuk menjawab permasalahan warga selama ini yang masih mengalami kesulitan air bersih akibat pipa air yang digunakannya rusak, disebabkan gempa bumi beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan dalam pengerjaanya dibagi dua tahap, yakni tahap pertama pemasangan pipa sepanjang empat kilometer pada ketinggian 600 meter dari permukaan air laut (mdpl), sedangkan tahap kedua sepanjang dua kilometer di ketinggian 420 mdpl.

Waktu tempuh perjalanan untuk meninjau lokasi saluran air yang terputus di sekitar lereng Gunung Rinjani memakan waktu cukup lama karena harus berjalan kaki dengan medan terjal dan curam, sehingga jika tidak berhati-hati khawatir bisa mencelakai tim.

"Pascagempa bumi lalu, masalah yang dihadapi korban bencana adalah kesulitan air bersih. Maka dari itu, kami berupaya agar pasokannya tetap terjaga dan warga pun tetap bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan rumah tangganya," tambahnya.

Pihaknya saat ini terus melakukan pemantauan dan menyalurkan air bersih ke sejumlah titik lokasi bencana, khususnya pengungsian di NTB, agar persediaan air tetap terpenuhi.

Baca juga: Kemendes bangun sarana air bersih di Lombok Utara
Baca juga: Pengungsi gempa Lombok masih kesulitan air bersih

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019