Untuk menjaga lumbung pangan praktik ahli fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan ataupun pemukiman, sedapat mungkin dihindarkan
Oleh Juraidi dan Imam Fauzi

Langkat, Sumut, (ANTARA News) - Pemkab Langkat, Sumatera Utara, meminta petani di daerah itu tidak melakukan alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan atau pemukiman, sehingga produksi hasil pertanian daerah itu tetap tinggi.

Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin, di Langkat, Senin, mengatakan untuk menjaga lumbung pangan, pihaknya menekankan agar praktik ahli fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan ataupun pemukiman, sedapat mungkin dihindarkan.

"Sebab jika dibiarkan, akan membuat lahan pertanian di Langkat semakin sempit, yang berdampak pada berkurangnya pasokan beras," katanya pada panen raya bersama para petani di Sei Bingei.

Ia mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada petani di daerah itu yang telah turut membantu program pemerintah dalam menguatkan ketahanan pangan di Tanah Air, khususnya di Langkat.

"Sehingga dengan semangat dan kerja keras petani maupun kelompok tani serta pihak terkait, Langkat menjadi salah satu lumbung pangan di Sumatera Utara," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat, Nasiruddin, mengatakan Kabupaten Langkat dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya.

Di antaranya dengan membangun infrastruktur bidang pertanian, menerapkan teknologi usaha tani, mengembangkan usaha agribisnis dan meningkatkan sumber daya manusia baik petani dan petugas melalui pelatihan dan penyuluhan.

"Dengan upaya tersebut Langkat berhasil mempertahankan swasembada beras. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan data statistik pertanian tahun 2018, produksi beras mencapai 359.804 ton dan surplus beras sebesar 224.947 ton atau 167 persen," katanya.

Prestasi tersebut diharapkan dapat semakin memotivasi untuk mengembangkan ketahanan pangan pada musim-musim tanam berikutnya.

Terlebih lagi tahun 2018 Kementerian Pertanian telah mencanangkan program Luas Tambah Tanah (LTT) sebagai salah satu strategi pembangunan dalam rangka peningkatan produksi bahan pangan khususnya padi.

Hal itu dilakukan dengan aplikasi teknologi, standing crop, yaitu memaksimalkan lahan sawah dengan tiga kali bertanam dalam satu tahun juga dikenal dengan istilah Intensitas Pertanaman (IP-3).

"Untuk realisasi pertanian padi di Langkat tahun 2018 ini, ditargetkan seluas 80.796 hektare, telah terealisasi seluas 101.394 hektare atau 125 persen," kata Nasiruddin.

Baca juga: Realisasi pertanaman padi Langkat 7.000 hektare

Baca juga: Metode SRI tingkatkan produksi padi petani Langkat

Baca juga: Rio Dewanto siap ke Langkat tengahi konflik petani

Pewarta: Juraidi dan Imam Fauzi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019