Seperti klub-klub lain di Indonesia, Sriwijaya FC juga menantikan pencairan itu
Palembang (ANTARA News) - Manajemen Sriwijaya FC menanti pelunasan dana subsidi sebesar Rp2,3 miliar dari PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 2018.

Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid di Palembang, Senin, mengatakan dana tersebut diharapkan segera dicairkan karena manajemen ingin juga menuntaskan berbagai hal selama mengikuti Liga 1.

"Seperti klub-klub lain di Indonesia, Sriwijaya FC juga menantikan pencairan itu," kata Faisal.

Ia mengatakan, manajemen klub sudah membangun komunikasi dengan PT LIB terkait hal itu. Namun, hingga kini belum mendapatkan titik terang mengenai kapan akan dibayarkan.

"Mereka (PT LIB, red) mengatakan masih menunggu dana dari sponsor. Itu alasannya, ya artinya kami disuruh menunggu," kata Faisal.

Sebelumnya, manajemen Sriwijaya FC meminta operator Liga 1 melunasi dana subsidi klub dengan langsung mentransfer ke rekening masing-masing pemain, yakni pemain yang mengalami penunggakan gaji.

Sriwijaya FC mengirimkan surat resmi perihal tersebut pada 7 Januari 2019, sekaligus menanggapi pernyataan Bendahara PT LIB Berlinton Siahaan. Berlinton mengatakan bahwa subsidi belum dibayarkan ke Sriwijaya FC karena klub ini menunggak membayar gaji pemainnya.

Berdasarkan surat PT Sriwijaya Optimis Mandiri nomor 2/SFC/I/2019 tanggal 7 Januari 2019 yang ditandatangani Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid, diketahui bahwa subsidi PT LIB kepada PT SOM yang masih tertunggak sebesar Rp2.374.808.702 dari nilai total Rp7,5 miliar.

Rinciannya dana yang tertunggak itu, yakni sisa pembayaran kontribusi tahap 7 dan tahap 8 Rp324.808.702 dan sisa pembayaran elite pro Rp2.150.000.000 sehingga totalnya Rp2.374.808.702.

Namun dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bersama 18 klub Liga 1 2019 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/2), Berlinton resmi menyatakan mundur bersama Komisaris PT LIB, Glen Sugita.

Terkait kondisi terbaru yang terjadi pada operator Liga 1, manajemen Sriwijaya FC enggan berkomentar. "Yang jelas, kami masih menanti penyelesaiannya, karena ini semua belum tuntas," kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019