Indonesia menjadi negara yang layak dan pantas jadi tuan rumah MotoGP
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berjanji mendorong lebih banyak partisipasi masyarakat luas, termasuk sponsor, untuk mendukung penyelenggaraan MotoGP di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Maret 2021.

"Pemerintah tentu akan bersama-sama nanti mendorong dan mengajak partisipasi publik yang lebih luas lagi agar hajat MotoGP itu memberikan gambaran bagi dunia bahwa Indonesia menjadi negara yang layak dan pantas jadi tuan rumah MotoGP," kata Menpora ketika menerima Direktur PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Persero/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansyur di Jakarta, Senin.

Menpora mengatakan penyelenggaraan MotoGP di Indonesia menjadi impian bagi seluruh masyarakat Indonesia selain dari pihak Dorna selaku pemilik hak komersial dan penyiaran yag ingin menggelar kembali MotoGP di Tanah Air.

"Pemerintah mengharapkan penyelenggaraan MotoGP berdampak luas bukan hanya bidang prestasi olahraga melainkan juga sektor ekonomi pariwisata serta pemasaran Indonesia," kata Menpora.

Baca juga: Menpora harapkan kajian Sirkuit Mandalika selesai 2018

Abdulbar mengatakan pembangunan sirkuit Mandalika sepanjang 4,32 kilometer itu akan dimulai pada September 2019 oleh perusahaan konstruksi asal Prancis Vinci.

"Tapi sebelum dibangun, kami akan melakukan homologasi dan pengesahan lintasan ke Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) dalam waktu dekat. Setelah itu, persiapan pra-konstruksi, pelelangan dan pengadaan. Kaim menargetkan pengerjaan fisik dimulai pada September atau Oktober," katanya.

Abdulbar mengatakan biaya konstruksi sirkuit MotoGP Mandalika masih dalam penghitungan tim konstruksi. "Tapi, pembangunan infrastruktur seperti jalan, penerangan, dan pengolahan limbah kawasan membutuhkan biaya Rp4,5 triliun," katanya.

Indonesia, lanjut Abdulbar, harus membayar uang sewa hak komersial dan lisensi kepada Dorna Sports sebesar sembilan Euro per tahun atau mencapai lebih dari Rp143 miliar. "Itu adalah biaya sewa total karena urusan transportasi dan penginapan para pebalap sudah diatur oleh Dorna. Kami tidak perlu lagi mengurusinya," katanya.

Meskipun harus membayar biaya lisensi itu, PT ITDC akan mendapatkan keuntungan dari biaya penyiaran, suvenir dan sejumlah hal lain dari penyelenggaraan MotoGP di Mandalika.

Baca juga: ITDC targetkan sirkuit Mandalika siap digunakan untuk MotoGP 2021

"Mungkin, Dorna lebih melihat kami dibanding Thailand karena kami adalah Badan Usaha Milik Negara dan Indonesia punya pasar yang potensial bagi MotoGP," katanya.

Selain kontrak lima tahun penyelenggaraan MotoGP, PT ITDC juga telah menyepakati kontrak penyelenggaraan World Super Bike Motul untuk lima tahun mulai 2021.

"Kami akan membentuk badan usaha bernama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebagai operator penyelenggaraan MotoGP dan lomba lain di Mandika. ITDC merupakan pemilik tanah di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Kami yang menandatangani kontrak karena badan itu belum terbentuk," kata Abdulbar.

Baca juga: Pembangunan sirkuit motogp Mandalika dimulai 2019

Baca juga: ITDC alokasikan Rp700 miliar untuk lintasan MotoGP di Mandalika

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019