New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah meningkatnya selera risiko (risk appetite) para investor.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,10 persen menjadi 96,4125 pada akhir perdagangan.

Para investor menunjukkan optimisme yang meningkat bahwa China dan Amerika Serikat akhirnya dapat mencapai kesepakatan perdagangan dan menghindari kenaikan tarif yang diberlakukan satu sama lain.

Perpanjangan pembekuan tarif yang seharusnya berakhir pada 1 Maret telah diperkirakan secara luas, tetapi konfirmasi kemarin adalah salah satu perkembangan paling penting, kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler seperti dikutip Xinhua.

Namun, mata uang negara-negara berkembang masih rentan terhadap likuiditas global yang lebih ketat, kekhawatiran pertumbuhan dan perdagangan, serta sentimen risiko terkait, menurut catatan penelitian oleh UBS AG yang dikeluarkan pada Senin (25/2).

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1364 dolar AS dari 1,1338 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3102 dolar AS dari 1,3060 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7175 dolar AS dari 0,7133 dolar AS.

Dolar AS dibeli 111,13 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,69 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0002 franc Swiss dari 1,0001 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3193 dolar Kanada dari 1,3138 dolar Kanada.

Baca juga: Harga emas turun, tertekan penguatan ekuitas akibat kemajuan perundingan dagang

Baca juga: Harga minyak jatuh 3,11 persen, Trump: OPEC tolong santai

Baca juga: Bursa Spanyol berakhir hampir datar, Indeks IBEX 35 turun 0,3 poin

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019