bahwa kebutuhan jagung pada tahun 2019 ini aman dan cukup untuk memenuhi pasokan pakan ternak dan unggas karena sejumlah daerah yang saat ini sedang memasuki panen raya cukup besar
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Sri Widayati menyatakan panen raya jagung di sejumlah wilayah telah berimbas pada penurunan harga pakan ternak.

Sri mengatakan masa panen raya pada Februari-Maret 2019 ini mampu menurunkan harga jagung kadar air 15-17 persen yang semula Rp5.500 per kilogram, turun menjadi Rp4.200 sampai Rp4.600 per kg. Demikian juga di Semarang yang mencapai level Rp4.400 dari harga semula Rp5.600 per kg.

"Berdasarkan laporan dari perwakilan masing-masing feedmill, telah terjadi penurunan per kilogram pakan broiler sebesar Rp100 sampai Rp300, sedangkan pakan layer turun antara Rp150 sampai Rp300," kata Sri melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Sri memastikan bahwa kebutuhan jagung pada tahun 2019 ini aman dan cukup untuk memenuhi pasokan pakan ternak dan unggas karena sejumlah daerah yang saat ini sedang memasuki panen raya cukup besar. Daerah tersebut antara lain di Kabupaten Lamongan, Tuban, Blora dan sejumlah provinsi lain di Kalimantan dan Sumatra.

Ia mencontohkan di desa Mojorejo, Kabupaten Lamongan, luasan panen jagung pada minggu I-III bulan Februari 2019 mencapai 496 hektare dan provitas 10,3 ton/ha. Dengan begitu, produksi jagung sebanyak 5.109 ton.

Sementara di Kecamatan Montong Kabupaten Tuban, panen jagung mencapai luasan 8.434 hektare. Setidaknya dari luasan tersebut mampu diperoleh 63.260 ton. Sementara untuk Kabupaten Tuban secara keseluruhan panen pada bulan Februari 2019 mencapai luasan 50.673 hektare dengan provitas mencapai 7,5 ton per ha.

Untuk di Kabupaten Blora yang merupakan sentra jagung terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan, luas panen pada bulan Januari-Maret 2019 mencapai 26.977 ha dengan produksi jagung kurang lebih 157.000 ton.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto berharap adanya kontinuitas pasokan jagung, terutama pada saat musim kemarau tiba. Hal itu perlu dilakukan untuk menjamin bahwa tidak ada penurunan pasokan jagung yang berpengaruh terhadap harga pakan.

"Stabilitas harga jagung ini diharapkan akan menciptakan stabilitas harga produk komoditas peternakan, yaitu daging dan telur, sehingga daya beli konsumen terjaga, dan pada akhirnya mampu menekan angka inflasi," katanya.
Baca juga: Mentan akan hadiri panen raya jagung di Lebak
Baca juga: CIPS: serapan jagung Bulog akan optimal tanpa HPP

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019