Proyek senilai Rp3,4 miliar tersebut akan mengerjakan tes aglomerasi pada sampel debu dan ore di perusahaan yang berlokasi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan,
Jakarta (ANTARA News) - PT Vale Indonesia menggandeng Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Kementerian ESDM untuk melakukan Tes Aglomerasi dalam rangka peningkatan produksi. 

"Proyek senilai Rp3,4 miliar tersebut akan mengerjakan tes aglomerasi pada sampel debu dan ore di perusahaan yang berlokasi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan," berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat.

Kerja sama ini diteken langsung oleh Kepala Puslitbang Tekmira, Hermansyah dengan Direktur Utama PT Vale Indonesia, Nikolas D Kanter dan Direktur PT Vale Indonesia, Febriani Eddy di kantor Puslitbang Tekmira.

Hermansyah menyatakan kerja sama antar kedua belah pihak bertujuan untuk mendaur ulang debu dan ore secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan efektifitas daur ulang debu rotary kiln (tungku putar).

Tes aglomerasi sendiri dilakukan terhadap debu dari rotary kiln proses reduksi bijih nikel melalui peletasi, pembriketan atau ekstruksi agar dapat didaur ulang dalam rotary kiln kembali. "Tes ini mampu mengurangi jumlah debu dan meningkatkan produktivitas rotary kiln," jelas Hermansyah. 

Puslitbang Tekmira akan melakuan serangkaian tes laboratorium untuk menentukan metode aglomerasi yang paling tepat dan sesuai untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses. Di samping tes, para peneliti juga akan melakukan studi, analisa kimia serta simulasi untuk mendapatkan hasil terbaik.

PT Vale Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang mengoperasikan tambang nikel open nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi Selatan. Produk yang dihasilkan berupa nikel laterit/saprolit yang diolah menjadi nikel matte. Perusahaan yang dulu dikenal sebagai PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT Inco) ini menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 75.000 metrik ton per tahun. 


Hasil tambang perusahaan yang mulai beroperasi sejak tahun 1968 ini menyumbang pasokan nikel dunia sebesar 5 persen. Melalui berbagai teknologi dan tambahan investasi, PT Vale Indonesia menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 90 ribu metrik ton nikel matte dalam lima tahun ke depan.

Nikel banyak dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk campuran yang dikenal karena fleksibilitas dan ketahanannya terhadap oksidasi dan korosi. Logam ini mampu mempertahankan karakteristiknya bahkan dalam suhu ekstrem. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta. 

Baca juga: Kementerian BUMN minta Inalum kaji divestasi saham Vale
Baca juga: Vale Indonesia bukukan EBITDA 235 juta dolar

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019