Palembang (ANTARA News) - Dewan Penasehat TKN yang juga Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, mengatakan, hoaks atau berita bohong yang beredar menjelang Pemilu 2019 pada 17 April 2019 akan mengancam persatuan bangsa.

"Sosial media yang begitu canggih sekarang ini, timbul hoaks, misalnya, fitnah, sirik, dengki, khianat, dan sebagainya ini mengancam kebersamaan kita sesama warga negara bangsa ini. Inilah yang mengancam persatuan, " kata dia, saat mengunjungi dan memberikan pengarahan TKD Sumatera Selatan di Kantor TKD Jakabaring, Kota Palembang, Minggu.

Paloh menilai para penyebar hoaks ini tidak mempedulikan ancaman persatuan dan melihat memenangkan Pemilu itu seperti sebagai hidup mati saja.

"Seakan-akan masalahnya adalah hidup atau mati. Seakan-akan kita sudah harus siap menerima kalau pemilu ini walaupun akan menimbulkan perpecahan bangsa," kata dia.

Untuk itu, pendiri dan pemilik MetroTV ini l mengajak semua pihak memikirkan akibat yang ditimbulkan hoaks bisa menimbulkan perpecahan bangsa.

"Kalau sudah tahu ini hanya untuk merugikan bangsa untuk apa pemilu? kita lebih mengutamakan persatuan bangsa, itu harus kalian ingat," kata dia.

Paloh mengajak kepada para anggota TKD dan relawan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-KH Ma'ruf Amin ini memahami terkait pentingnya persatuan rakyat dan bangsa Indonesia 

"Pemahaman-pemahaman ini penting bagi tim TKD Sumatera Selatan supaya terisi sedikit pikiran-pikirannya,bkita sayang kepada negeri ini, kita sayang pada negara ini, kita sayang pada persatuan bangsa kita ini, melebihi sayang kita kepada hari Pemilu itu sendiri," kata dia.

Ia juga mengatakan, ini tidak berarti bekerja biasa-biasa saja karena kemenangan daripada Jokowi-KH Ma'ruf Amin harus dihadirkan sebagai satu kemenangan yang absolut.

Paloh khawatir jika pemerintahan berganti  kelanjutan progres pembangunan yang sedang dijalankan oleh pemerintah Jokowi ini tidak akan berlanjut, karena lain konsep, lain pandangan, lain pikiran, dan melahirkan lain kebijakan.

Paloh juga menyatakan kekhawatiran pertentangan antara memilih Jokowi dengan tidak memilih Jokowi sudah sarat dengan politik aliran, perbedaan suku, agama.

"Itu jelas bertentangan dengan pemahaman dan kelaziman kehidupan kita di negeri Pancasila ini. Karena komitmen kebangsaan kita dengan ideologi Pancasila, itu jelas memberikan mandat kepada kita pemahaman pada kita, kita harus saling menghargai perbedaan itu," katanya.

Bahkan, kata dia, bangsa Indonesia menganggap perbedaan bukan kelemahan, tetapi merupakan cakrawala keindahan yang dipersatukan dalam perbedaan-perbedaan tetapi satu jua.

"Nah itulah filosofis yang kita miliki, maka kehidupan suku bangsa kita yang bermacam-macam aneka ragam ini, sampai hari ini Insyaallah dan alhamdulillah kita bisa di posisi yang saling bisa bekerja sama menghormati satu sama lain," katanya.

Baca juga: Paloh: Nasdem utamakan kemenangan Jokowi-Ma'ruf, baru Caleg

Baca juga: Paloh dukung perubahan gaya kampanye Jokowi

 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019