Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan menilai pemaksaan kehendak yang dilakukan Cawapres RI Sandiaga Uno ke Pesantren Buntet merupakan bentuk rasa tidak menghormati dan tidak memiliki etika kepada kiai di pesantren tersebut.

"Kami melihat penolakan itu wujud tidak menghormati para kiai Pesantren Buntet," kata Ace dakam diaran pers di Jakarta, Minggu. 

Ace juga menilai pembelaan tim BPN yang menyebut urat "baper" Sandi telah putus, tidak boleh dijadikan dasar legitimasi dalam memaksakan kehendak demi meraih kekuasaan dengan segala cara.

"Kami menilai pernyataan Faldo terkait urat baper Sandiaga yang telah putus tidak bisa menjadi dasar legitimasi memaksakan kehendak hanya demi meraih kekuasaan," ujar dia. 

Sandiaga dan tim suksesnya, kata Ace, harus belajar menghormati etika dan budaya pesantren tentang bagaimana tata cara bertemu guru atau kiai sebagai sosok sesepuh yang harus dihormati.

Menurut dia, kasus penolakan Sandiaga harusnya menjadi  bahan introspeksi terkait pola kampanye dari kubu 02.

"Kami menilai ada sesuatu yang salah dalam kunjungan Sandiaga sehingga mengakibatkan Pesantren Buntet mengeluarkan surat penolakan kehadirian dirinya. Hal ini kami rasa dapat dijadikan introspeksi bagi kubu Sandiaga terkait metode kampanye yang selama ini dinilai lebih memecah belah/adu domba," jelas Ace.

Dia memandang Sandiaga selama ini kerap menggunakan narasi kampanye yang hanya menjual isu mahalnya harga bahan pokok, sulitnya mendapatkan pekerjaan, namun tidak menawarkan sesuatu yang menjadi solusi selain membanggakan kemampuan diri sendiri. 

Sebelumnya Cawapres RI Sandiaga Uno ditolak ketika hendak bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat. Petinggi pondok pesantren (ponpes) mengaku terpaksa mengeluarkan surat penolakan lantaran pihak Sandiaga dianggap "ngeyel". 

Sebab, sebelum dikeluarkannya surat tersebut, timses Sandiaga berkunjung ke Buntet untuk meminta izin, namun pihak Buntet menolak. Segenap keluarga besar Pondok Buntet secara tegas hanya mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga menyebut Sandiaga tak mempersoalkan penolakan tersebut.

"Bang Sandi kan urat bapernya sudah putus. Jadi, proses ini menjadi latihan yang bikin beliau makin kuat. Pemimpin Indonesia harus siap dengan segala respons masyarakat," ujar Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Faldo Maldini. 

Penolakan terhadap Sandiaga itu bukan kali pertama terjadi. Pekan lalu, misalnya, masyarakat Tabanan Bali juga menolak kehadiran kubu 02.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019