Jadi 4 infrastruktur yang kita resmikan itu merupakan bagian dari sistem kelistrikan trans Sumatera. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini jaringan listrik trans Sumatera akan selesai. Jadi listrik yang bisa dinikmati semua wilayah di Sumatera akan s
Jakarta  (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sorolangun, Jambi, untuk meresmikan proyek infrastruktur listrik baru dan sumur bor air tanah. 

Infrastruktur kelistrikan yang diresmikan terdiri dari Gardu Induk 150 kV Sarolangun, Transmisi 150 kV Muara Bulian-Sarolangun, Gardu Induk 150 kV Sungai Penuh dan Transmisi 150 kV Bangko-Merangin-Sungai Penuh. Sedangkan sumur bor air tanah yang diresmikan berada di 6 kabupaten yaitu Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, dan Merangin berdasarkan informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Minggu. 

Panjang transmisi 150 kV Muara Bulian-Sarolangun yaitu 83,6 kms dan terdiri dari 245 tower yang bertujuan untuk menyalurkan tenaga listrik dari beberapa pembangkit yang ada seperti PLTG Batang Hari, PLTG Payo Selincah, dan PLTG CNG Sungai Gelam sehingga dapat didistribusikan kepada masyarakat di Kabupaten Sarolangun dan sekitarnya. 

Sedangkan panjang transmisi 150 kV Bangko-Merangin-Sungai Penuh yaitu 137,7 kms dengan 432 tower yang bertujuan untuk memperluas penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat di Kabupaten Merangin, Kerinci, Kota Sungai Penuh dan sekitarnya.

Dalam sambutannya  Jonan mengatakan bahwa sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga semua daerah harus bisa menikmati listrik tanpa terkecuali.

“Jadi 4 infrastruktur yang kita resmikan itu merupakan bagian dari sistem kelistrikan trans Sumatera. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini jaringan listrik trans Sumatera akan selesai. Jadi listrik yang bisa dinikmati semua wilayah di Sumatera akan sama, baik di Sumsel, Lampung, Jambi akan sama,” katanya.

Jonan menambahkan bahwa rasio elektrifikasi nasional akhir tahun lalu sebesar 98,3 persen, dan tahun 2019 ditargetnya mencapai 99,9 persen. “Tentunya di provinsi Jambi juga bisa mencapai itu,” tambahnya.

Dalam menyediakan tarif listrik, Pemerintah tidak hanya mempertimbangkan pasokan listrik saja tetapi harganya harus terjangkau. 

“Pemerintah memperhatikan daya beli masyarakat.  Yang penting adalah listriknya ada dan tarifnya terjangkau. Makanya sampai hari ini Pemerintah tidak mempertimbangkan kenaikan tarif listrik. Bahkan mulai bulan ini pelanggan PLN 900 VA tarifnya dikurangi dari Rp1.352 per kWh menjadi Rp1.300 kWh,”  kata Jonan.

Pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan bahwa rasio elektfikasi Provinsi Jambi telah mencapai angka 98,09 persen atau hampir mendekati rasio elektrifkasi nasional sebesar 98,3 persen.

“Sedangkan rasio elektrifikasi di Kabupaten Sarolangun sebesar 92,66 persen , Batanghari 84,63 persen, Muaro Jambi 92,76 persen, Bungo 93,09 persen, Tebo 81,82 persen, Merangin 93,95 persen, Kerinci 89,17 persen, dan Kota Sungai Penuh 89,93 persen,” ungkap Rida.

Dengan beroperasinya gardu induk dan jaringan transmisi tersebut akan mengoptimalkan pasokan listrik di berbagai kabupaten di Jambi termasuk menggantikan suplai listrik dari pembangkit berbahan bakar diesel. Sehingga terdapat potensi penghematan di wilayah Sarolangun sebesar Rp9,2 miliar per tahun sedangkan wilayah Bangko-Merangin-Sungai Penuh sebesar Rp28 miliar per bulan. Selain itu juga terdapat potensi tambahan penjualan listrik PLN di wilayah Soralangun sekitar Rp53 miliar per tahun.

Baca juga: Presiden tak ingin listrik tergantung pada energi fosil

Baca juga: Pembangkit EBT direncanakan bertambah 16.700 MW hingga 2028

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019