"Adanya kasus rabies di Kabupaten Dompu, membuat masyarakat terutama yang memiliki hewan peliharaan anjing dan kucing datang untuk memberikan vaksin kepada hewan peliharaan mereka,"
Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, stok vaksin antirabies di Pusat Kesehatan Hewan Selagalas habis, karena tingginya permintaan vaksin dari masyarakat.

"Adanya kasus rabies di Kabupaten Dompu, menyebaban  masyarakat terutama yang memiliki hewan peliharaan anjing dan kucing datang untuk memberikan vaksin kepada hewan peliharaan mereka," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Selasa.

Namun demikian, dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan habisnya vaksin antirabies tersebut, karena pihaknya segera mengusulkan pengadaan ke Dinas Kesehatan Hewan (Diskeswan) Provinsi NTB.

"Jumlah vaksin yang akan diajukan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada usulan lalu, kami diberikan 400 vaksin," katanya.

Dia mengatakan  pemberian vaksin antirabies kepada hewan peliharaan masyarakat di Kota Mataram diberikan secara gratis.

"Hal itu, sesuai dengan komitmen pemerintah daerah sebagai upaya antisipasi mewabahnya virus rabies," katanya.

Mutawalli mengatakan, selama vaksin antirabies belum ada, pihaknya meminta Dinas Kesehatan untuk siaga menerima pasien apabila ada kasus gigitan anjing dengan melakukan langkah-langkah yang telah ditetapkan.

"Jika tidak ada vaksin, masyarakat yang terkena gigitan anjing bisa langsung ke puskesmas terdekat untuk divaksin dan sebelumnya membilas bekas gigitan dengan air mengalir secara terus menerus selama 15 menit," ujarnya.

Mutawalli menambahkan, masyarakat digigit anjing hingga saat ini tercatat sebanyak 7 orang, namun dari tujuh orang yang terkena gigitan itu dinyatakan negatif rabies.

Selain menyediakan vaksin antirabies, upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Mataram mengantisipasi wabah rabies adalah melakukan eliminasi anjing liar secara rutin guna mengurangi populasi anjing yang sampai sekarang terdata sekitar 5.000 ekor lebih.

Dia mengatakan untuk eliminasi, pihaknya fokus terhadap anjing liar karena dinilai memiliki mobilisasi dan populasi tinggi. Sedangkan untuk jenis hewan pembawa rabies lainnya seperti kucing dan kera tidak dilakukan sebab keberadaan mereka sedikit dan jarang yang berkeliaran sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.


 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019