Waisai (ANTARA) - Fauna Flora International (FFI) Indonesia Programme bersama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat menggelar lokakarya mencari solusi guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.

Lokakarya yang digelar di Aula Penginapan Dolphin Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat dibuka Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Raja Ampat Noak Komboy, Selasa.

Lokakarya yang berlangsung sampai Rabu (6/3) itu diharapkan dapat menginspirasi Pemkab Raja Ampat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk menetapkan pariwisata berbasis masyarakat sebagai sektor unggulan penopang perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Seminar menghadirkan Direktur Pengelolaan dan Informasi Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Listya Kusumawardhani,  Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat R. Basar Manullang, Kepala Badan Perencanaan Daerah Raja Ampat Abdul Rahman Wairoy, Country Director Fauna Flora International Indonesia Program Cahyo Nugroho.

Hadir juga pada acara itu perwakilan OPD pemerintah daerah, LSM dan masyarakat Raja Ampat.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Raja Ampat Noak Komboy mengatakan bahwa 80 persen wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah kawasan konservasi sehingga pemerintah daerah mengalami keterbatasan ruang guna pengembangan pembangunan karena terbentur aturan kawasan konservasi.

Karena itu, dia berharap lokakarya ini ada rekomendasi untuk pemanfaatan kawasan konservasi darat guna pembangunan berkelanjutan terutaman pariwisata berbasis masyarakat sebagai leading sector penopang perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Pengelola dan Informasi Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Listya Kusumawardhani yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat pernah mengusulkan perubahan status beberapa kawasan cagar alam guna pengembangan pembangunan daerah tersebut.

"Kami berharap dengan kegiatan lokakarya ini ada rekomendasi yang sesuai dengan kajian pemanfaatan kawasan cagar alam sehingga dapat diakomodir oleh pemerintah pusat," ujarnya.

Country Director Fauna Flora International Indonesia Program Cahyo Nugroho menambahkan, FFI telah melakukan penelitian terhadap potensi keanekaragaman hayati terutama darat Raja Ampat yang begitu luar biasa.

"Sebab itu, FFI memfasilitasi kegiatan ini agar data potensi keanekaragaman hayati tersebut dapat digunakan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Raja Ampat," tambah dia.

Baca juga: Banyak keragaman flora dan fauna, Raja Ampat kembangkan wisata darat
Baca juga: 31 penyu raksasa bertelur di Raja Ampat
Baca juga: Hiu turut sumbang kelangsungan pariwisata Raja Ampat

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019