Produksi jagung di daerah ini diarahkan untuk bisa memenuhi kebutuhan permintaan pakan ternak
Manado (ANTARA) - Sulawesi Utara menargetkan produksi jagung pipilan kering sebanyak 1.327.483,1 ton pada tahun ini untuk mendukung kebutuhan bahan baku pakan ternak.

"Target produksi ini diharapkan dapat dihasilkan dari luas panen 340.380,3 hektare dengan produktivitas setiap hektarenya sebanyak 3,9 ton," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara (Sulut) Novly Wowiling di Manado, Sulut, Sabtu.

Produktivitas setiap hektarenya, lanjut dia, masih bisa meningkat sehingga target di sepanjang tahun ini bisa dipenuhi.

Dia menjelaskan pada tahun 2018 produksi jagung pipilan kering mencapai sebanyak produksi 1.231.852 ton. Angka ini lebih banyak dari target produksi 1.154.010 ton dengan produktivitas setiap hektarenya sebanyak 3,8 ton.

"Luas panen juga bertambah, begitupun dengan produktivitas setiap hektarenya akan kami maksimalkan pada tahun ini. Produksi jagung di daerah ini diarahkan untuk bisa memenuhi kebutuhan permintaan pakan ternak," katanya.

Dia mengatakan produksi masih bisa di atas tahun 2018 atau bahkan target tahun ini sebanyak 1,32 juta ton karena potensi lahan di Sulut masih bisa dimaksimalkan hingga 500.000 hektare.

"Kami berharap serapan pasar jauh lebih baik, apabila daya serap kurang kuat, petani berada dalam persoalan harga," katanya.

Novly mengatakan dengan produksi yang dihasilkan dari luas panen yang ada saat ini yaitu 340.380,3 hektare, petani cukup kesulitan menikmati harga yang wajar berkisar Rp3.200 per kilogram, apalagi bila dimaksimalkan hingga mencapai 500.000 hektare.

Ia menatakan produksi masih bisa ditingkatkan, tapi kendalanya pada pascaproduksi yang tidak semuanya bisa diserap pasar.

"Siapa tahu ke depan ada investor yang masuk ke daerah ini untuk membangun industri pakan ternak sehingga bisa menyerap produksi pertanian," kata Novly berharap.

Baca juga: Harga ayam jatuh, peternak minta bantuan Ombudsman

Baca juga: Festival BUMN 2019 siapkan 11.000 lowongan kerja


 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019