Pedagang di kawasan objek wisata Pantai Gedambaan, Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan mengeluhkan penurunan omzet dalam dua bulan terakhir.
Salah seorang pedagang, Jenah, Sabtu mengatakan kondisi itu terjadi karena sepinya pengunjung setelah kenaikan harga tiket masuk yang diberlakukan awal tahun lalu.
“Jelas (kenaikan tiket) ada dampaknya, drastis sekali kan jadi sepi,” ujarnya.
Perempuan yang sudah belasan tahun membuka warung di Pantai Gedambaan ini mengaku omzetnya turun lebih dari setengahnya. Di sisi lain tarif sewa warung yang harus ia bayar setiap bulan juga ikut naik.
“Sewa warung kami dinaikkan juga dari Rp75 ribu jadi Rp250 ribu,” kata Jenah.
Dirinya dan pedagang lain berharap pemerintah melakukan upaya agar pengunjung kembali ramai seperti sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotabaru Khairian Anshari menepis kenaikan harga tiket masuk Pantai Gedambaan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan.
“Bahwa ada anggapan akan menurunkan wisatawan tidak juga, data menunjukkan jumlahnya stabil dan PAD yang masuk juga bagus,” ucapnya.
Perubahan tarif sendiri mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Retribusi Jasa Usaha.
Menurut Khairian perda seharusnya sudah diberlakukan pada Juni 2018, akan tetapi pihaknya memilih untuk mengoptimalkan sosialisasi dulu kepada masyarakat.
Dia mengakui, perubahan tarif ini akan menimbulkan pro dan kontra, namun kebijakan itu juga diikuti dengan komitmen untuk terus meningkatkan berbagai fasilitas di objek wisata Pantai Gedambaan demi kenyamanan pengunjung.
“Tahun ini berbagai kegiatan sedang kami rencanakan dan akan segera kami laksanakan. Ada beberapa fasilitas yang akan kami tingkatkan, salah satunya kolam renang,” kata Khairian.
Dirinya pun tetap optimis target mampu dicapai baik terkait tingkat kunjungan wisatawan maupun pendapatan asli daerah (PAD). Tak tanggung-tanggung target dinaikkan tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
“Jumlah wisatawan kita targetkan 600 ribu orang yang masuk Pantai Gedambaan, sedangkan PAD dari sekitar Rp700 juta,” demikian Khairian.
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
