Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat, mengatakan kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai 87 dolar AS per barel meresahkan dunia usaha, karena akan memicu kenaikan biaya produksi. "Kenaikan harga minyak dunia sangat meresahkan, karena cepat atau lambat akan mempengaruhi anggaran (perusahaan maupun APBN)," ujarnya di Jakarta, Rabu, ketika diminta tanggapan mengenai kenaikan harga minyak mentah dunia. Ia mengatakan kenaikan harga minyak mentah dunia akan memukul APBN, karena ketergantungan impor minyak mentah di Indonesia masih cukup besar. Menurut dia, produksi minyak mentah Indonesia di bawah satu juta barrel per tahun, sedangkan kebutuhan mencapai lebih dari 1,4 juta barrel, sehingga membutuhkan dana impor yang cukup besar. "Meskipun harus beralih ke sumber energi lain, butuh waktu. Saya perkirakan kita akan menderita dalam setahun kalau harga minyak mentah masih tinggi, sambil menunggu kesiapan energi alternatif," ujar Hidayat. Ia juga memperkirakan bila stabilitas harga minyak terus tinggi seperti sekarang ini, maka akan mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi nasional. "Target pertumbuhan ekonomi nasional bisa tidak tercapai," katanya. Lebih jauh Hidayat mengatakan kenaikan harga minyak juga akan mendorong naiknya biaya produksi, yang berdampak pada penyesuaian harga berbagai komoditas. "Kami berharap tidak ada kenaikan atau lonjakan harga komoditas masyarakat yang signifikan lagi. Mudah-mudahan itu tidak terjadi," katanya. Penyesuaian harga Sementara itu, sejumlah produsen elektronik telah mengkhawatirkan kenaikan harga minyak mentah dunia yang tidak terbendung akan memaksa mereka menaikkan harga produksinya. GM Pemasaran Dalam Negeri PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) mengatakan pihaknya telah memperkirakan akan terjadi kenaikan harga minyak bahkan mencapai 100 dolar AS per barrel tahun depan. "Kami akan melakukan penyesuaian harga, terutama untuk lemari es yang komponen plastiknya tinggi, sekitar 2-3 persen dalam waktu dekat ini," ujarnya. Hal senada juga pernah dikemukakan Presdir PT Electrolux Indonesia, Saw Kok Wei, yang memproyeksikan kenaikan harga produk elektroniknya sebesar delapan persen akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Sementara itu, harga minyak jenis "light sweet" kontrak New York untuk pengiriman Nopember 2007 mencapai 87,01 dolar per barel dan jenis Brent di London mencapai 83,57 dolar per barel. Sementara, patokan harga minyak dalam APBN Perubahan 2007 ditetapkan sebesar 60 dolar per barel. (*)

Copyright © ANTARA 2007