Kalau cuma membersihkan gulma seperti ilung (enceng gondok) yang merupakan tanaman liar itu, saya kira bukan normalisasi sungai
Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Iberhim Noor mempertanyakan proyek normalisasi Sungai Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang berjarak sekitar 185 kilometer utara Banjarmasin.

"Sepengetahuan saya kalau tidak keliru, yang namanya normalisasi sungai juga ada pengerukan," ujarnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin, usai menyertai peninjauan komisinya ke Danau Panggang HSU beberapa waktu lalu.

"Kalau cuma membersihkan gulma seperti ilung (enceng gondok) yang merupakan tanaman liar itu, saya kira bukan normalisasi sungai," tutur politikus Partai NasDem yang bergelar sarjana ekonomi tersebut.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang pernah berprofesi sebagai kontraktor itu mengaku, belum pernah melihat nama proyek tersebut.

Laki-laki kelahiran 1948 tersebut, yang membuat dirinya bertanya-tanya, mengapa proyek normalisasi sungai itu berada pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kalsel, bukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang provinsi setempat.

"Tetapi mungkin karena normalisasi Sungai Danau Panggang itu titik berat pada sektor perhubungan atau untuk menunjang kelancaran lalu lintas angkutan sungai, sehingga proyek tersebut berada pada Dishub," lanjutnya.

Menurut anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu, keberadaan dan fungsi Sungai Danau Panggang tersebut cukup strategis, baik melihatnya dari sektor perhubungan maupun sektor lain.

"Sektor lain tersebut di antaranya subsektor perikanan, karena berada pada kawasan perairan umum atau rawa monoton yang satu hamparan dengan rawa monoton lainnya di HSU sendiri serta kabupaten tetangga," demikian Iberhim Noor.

Rawa monoton HSU satu hamparan dengan yang ada di Kabupaten HST, HSS serta Kabupaten Tapin, bahkan juga menyatu dengan kabupaten di pedalaman Kalimantan Tengah (Kalteng).

Sementara rawa monoton HSU sendiri berpotensi untuk usaha perikanan air tawar, tanaman pangan, serta peternakan unggas seperti jenis Itik Alabio dan kerbau rawa.

Pewarta: Sukarli
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019