Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 10 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Minggu (10/3) mulai pukul 00:00-24:00 WIB.

Berdasarkan pernyataan resmi BPPTKG pada Senin, selain gempa guguran, pada peridoe pengamatan itu juga tercatat dua kali gempa hybrid atau fase banyak, dua kali gempa tektonik, dan satu kali gempa frekuensi rendah.

Pada pengamatan visual, tampak asap solfatara berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.

Pada periode pengamatan sejak Minggu (10/3) pukul 18:00 WIB hingga Senin (11/3) pukul 06:00 WIB, BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava yang keluar dari Gunung Merapi.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 KM dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019