Pontianak (ANTARA) - Universitas Tanjupura (Untan) Pontianak jalin kerja sama dengan Texas State University dan Fulbright, Amerika Serikat, dalam rangka pengembangan metode pembelajaran dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Rektor Untan Prof Dr Thamrin Usman DEA mengatakan kerja sama yang ada merupakan upaya pihaknya untuk meningkatkan mutu pendidikannya terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

"Untuk itu kita terus memperluas kerja sama dengan kampus-kampus top luar negeri. Untan sedang menuju world class university. Banyak aspek yang harus ditingkatkan, termasuk peningkatan kompetensi pengajar dan kerja sama luar negeri,” ujarnya di Pontianak, Senin.

Thamrin menjelaskan saat ini dosen dan mahasiswa harus lebih kreatif dan inovatif. Ada beberapa literasi yang harus dikuasai di era revolusi industri 4.0 yaitu literasi data, literasi teknologi, literasi bahasa dan literasi manusia. Kerja sama dengan Universitas Texas juga mencakup keempat aspek itu.

“Dalam mewujudkan tiga literasi baru dan dorongan digitalisasi. Salah satu bentuk kebijakannya adalah pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring,” kata dia.

Ia menyebutkan saat ini teknologi digital sudah sangat luas penerapannya,, yang mampu menembus tembok ruang kelas, batas-batas kampus dan bahkan negara.

"Dengan perihal yang ada, sudah harus mulai dibangun dengan arah peta yang terstruktur dan komprehensif," kata dia.

Kerja sama menitikberatkan penggunaan teknologi digital dalam pengajaran kepada para pengajar Untan dan mahasiswa calon guru Bahasa Inggris dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untan.

Selama dua pekan Prof Lori Czop Assaf, seorang spesialis Fulbright dari Texas State University dan Direktur dari Central Texas Writing Project akan memberikan pelatihan kepada berbagai kalangan untuk program ini.

Program yang diikoordinatori oleh UPT Bahasa Untan ini bekerja sama dengan para mahasiswa dan alumni Untan terpilih untuk melakukan pengajaran bahasa Inggris di daerah Desa Kapur, Kubu Raya.

Program pengajaran bahasa Inggris ini dilaksanakan selama setahun bagi siswa SD dan siswa SMP dilingkungan Desa Kapur, Kuburaya. Program tersebut diberi nama Rumah Pintar EFCT menitik beratkan pada pengembangan keterampilan berbahasa asing yaitu bahasa Inggris serta peningkatan nutrisi bagi para siswa yang belajar di Rumah Pintar EFCT.

Prof Lori mengatakan, pihaknya juga memberikan pelatihan menggunakan teknologi digital, termasuk android dalam proses pengajaran kekinian.

“Tujuannya agar para pengajar memahami metode pembelajaran yang menarik bagi para mahasiswa atau siswanya. Selain itu meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan teknologi digital,” kata dia.
***3***
 

Pewarta: Dedi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019