Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima perwakilan pengurus dari 18 organisasi kepemudaan Islam di Kantor Wapres Jakarta, Senin, membicarakan terkait upaya menjaga persatuan umat Islam di Indonesia.

Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan Ahmad Fauzi mengatakan ke-18 organisasi kepemudaan Islam tersebut akan berkumpul dalam muktamar untuk pertama kalinya pada 4 April mendatang, untuk membahas mengenai peningkatan peran dan fungsi pemuda Islam di Indonesia.

“Pak Wapres merespon positif, merespon baik, terkait rencana kegiatan kami. Arahan beliau agar anak-anak muda, terutama anak muda Islam, untuk fokus pada pembangunan ekonomi dan peran ekonomi umat, dan persoalan hari ini yang perlu dipecahkan,” kata Irfan usai bertemu Wapres di Jakarta, Senin.

Menurut Irfan, saat ini masih banyak persoalan di kalangan umat, khususnya terkait ketimpangan kesejahteraan dan perekonomian, sehingga peran pemuda Islam diharapkan dapat membantu mencari solusi untuk persoalan tersebut.

“Sehingga agenda anak-anak muda ini menjadi lebih nyata, lebih konkret, bahwa ke depan kita yang akan menjadi salah satu motor untuk menggerakkan ekonomi umat itu,” tambahnya.

Di bawah asuhan Dewan Masjid Indonesia (DMI), belasan organisasi kepemudaan Islam tersebut akan melibatkan masjid sebagai sarana awal untuk memulai upaya pembangunan umat.

“Kehadiran kami ke sini dipersatukan atas visi dan harapan sama, bahwa DMI menjadi salah satu fasilitator bagi kami untuk membangun persatuan di kalangan umat Islam, terutama visi pembangunan ekonomi yang berawal dari masjid,” jelasnya.

Irfan mengatakan agenda muktamar pertama tersebut antara lain akan membahas mengenai nama organisasi gabungan dari 18 organisasi kepemudaan Islam tersebut. 

Selain KAMMI, turut bergabung pula antara lain Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Pemuda Muslim, Al Washliyah, Pemuda Persis, Syabab Hidayatullahh, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), serta Gerakan Pemuda Islam (GPI).

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019