Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional berupaya mengurangi ketimpangan informasi di masyarakat dengan memberikan layanan inklusi sosial untuk kesejahteraan masyarakat,

"Perpustakaan Nasional kini bertranformasi untuk memberikan persamaan hak untuk dapat mengakses informasi kepada siapapun, baik kaum perempuan, anak, orang tua dan juga difabel," kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan literasi yang rendah, salah satu faktornya adalah tidak tersedianya buku-buku yang dapat dibaca oleh masyarakat Indonesia di pelosok.

Oleh sebab itu, Perpustakaan Nasional hadir dengan perpustakaan keliling dan bekerja sama dengan pemerintah daerah membangun perpustakaan desa. Tak hanya itu Perpustakaan Nasional juga menggandeng pegiat literasi untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat tentang pentingnya perpustakaan.

Perpustakaan Nasional juga berharap, setiap perpustakaan daerah dapat menjadi ruang aktivitas bagi masyarakatnya. Perpustakaan Nasional akan memberikan pendampingan bagi perpustakaan daerah agar lebih inklusi.

"Layanannya tetap sama, tetapi perpustakaan dapat menjadi ruang beraktivitas bagi masyarakat, harapannya dengan wawasan yang mereka dapat dari membaca, mereka dapat menciptakan sesuatu," kata dia.

Bantuan koleksi buku juga terus diberikan kepada perpustakaan daerah, biasanya bantuan tersebut berbentuk dana yang diberikan kepada pemerintah provinsi atau kabupaten dan kota.

Kemudian perpustakaan daerah akan menentukan buku-buku apa saja yang akan mereka beli sesuai kebutuhan daerah. "Jadi aspirasi tetap dari mereka, kami hanya memfasilitasi," kata Woro.

Baca juga: Perpusnas akan perkuat 500 perpustakaan desa pada 2019

Baca juga: Pemerintah perbaiki 550 perpustakaan di 451 desa

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019